Walaupun sudah sering mengucapkan sumpah pemuda, bertanah air, berbangsa dan berbahasa satu Indonesia, ketika mendengar ada 'batur salembur' alias 'teman sekampung' menjabat satu jabatan terpandang di Pemerintahan ikut gembira juga. Bahkan saya pernah kecewa ketika calon kuat Kapolri tahun 2000an sekian yang saat itu yang dijagokan adalah Kababinkam lulusan AKABRI Kepolisian 1975, lahir di Cianjur dan besar di Bogor, ternyata tidak dipilih Presiden SBY menjadi Kapolri.
Memangnya kalau ada 'batur salembur' menjabat satu jabatan tinggi akan mendapat keuntungan finansial? Ha ha ha tentu saja tidak, yang saya sebut 'batur salembur' itu kan teman sekampung, sekota, seprovinsi atau pernah satu sekolah beda angkatan misalnya. Waktu itu sempat ada guyon di kalangan orang Bogor, namanya kurang menjual, terlalu Sunda ha ha ha. Hak prerogatif Presiden harus dihormati, Presiden akan memilih pembantu terdekatnya dari kelompok orang-orang yang ia sangat percayai, disamping punya rekam jejak karir yang bagus. Insya Allah sukuisme sudah minim setelah Indonesia merdeka, apalagi setelah reformasi.
Hari ini saya seperti mendapat kejutan ketika dua perwira tinggi Angkatan Laut dan Angkatan Udara diumumkan mendapat promosi jabatan penting di lingkungan TNI. Laksamana Madya Ade Supandi resmi menjadi Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) sejak Rabu, 31 Desember 2014, lalu jabatan lamanya sebagai Kepala Staf Umum (Kasum) TNI diserahkan hari ini juga 31 Desember 2014 kepada Marsekal Muda Agus Supriatna. Ternyata menurut berita di pelbagai media jabatan Kasum TNI bagi Marsekal Madya Agus Supriatna -naik pangkat menjadi bintang tiga hari ini- hanya sebagai jalan menuju jabatan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU), kabarnya akan dilantik sebagai KSAU kemungkinan pada 2 Januari 2015.
Kenapa sih terkejut, lebay amat? Yah surprise saja dalam sejarah Repubik Indonesia rasanya baru sekali terjadi dua Kepala Staf Angkatan berasal dari Jawa Barat, biasanya paling satu orang seperti Jenderal Edi Sudrajat pada zaman pak Harto. Masih sukuisme ya? Mungkin ya, mungkin tidak, hanya sering mendengar gerundelan teman-teman sekampung, kok tak ada orang Sundanya ya atau masa orang Sunda yang jadi menteri cuma satu-dua orang saja, apa tak ada yang pintar ya. Apalagi wakil rakyat dari Jawa Barat pun sudah ibarat kesebelasan nasional Perancis he he he.
Faktor asal-usul seorang pejabat penting seperti Menteri Kabinet, Panglima TNI, Kapolri, KSAD, KSAL dan KSAU diam-diam sering menjadi perhatian orang Pasundan, namun kalau nggak ada ya nggak apa-apa, tak mungkin berontak eh nggak protes juga kok, sekali lagi itu semua hak prerogatif Presiden yang harus dihormati. Insya Allah Jawa Barat (dan Banten) tetap setia pada NKRI, sudah dibuktikan dengan pengabdian Divisi Siliwangi pada awal-awal kemerdekaan Republik Indonesia.
Selamat bertugas untuk KSAL dan KSAU baru, semoga mampu memimpin matra laut dan udara tetap disegani di kawasan Asia Pasifik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H