Mohon tunggu...
Hendi Setiawan
Hendi Setiawan Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Senior citizen. Pengalaman kerja di bidang transmigrasi, HPH, modal ventura, logistik, sistem manajemen kualitas, TQC, AMS, sistem manajemen lingkungan dan K3, general affair, procurement, security. Beruntung pernah mengunjungi sebagian besar provinsi di Indonesia dan beberapa negara asing. Gemar membaca dan menulis. Menyukai sepakbola dan bulutangkis. Masih menjalin silaturahmi dengan teman2 sekolah masa SD sampai Perguruan Tinggi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Krisis Beasiswa Bidik Misi

3 Juni 2016   09:20 Diperbarui: 3 Juni 2016   13:59 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi - beasiswa (Shutterstock)

Cukup terkejut membaca surat ajakan pengurus Himpunan Alumni (HA) IPB bertanggal 2 Juni 2016, bertajuk "Ajakan Membantu Camaba IPB". Camaba adalah singkatan dari calon mahasiswa baru. Serentet pertanyaan akan terlontar. Apa yang dibantu? Mengapa harus dibantu? Bantuan yang diperlukan adalah biaya untuk membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT). Yang dibantu adalah calon mahasiswa baru IPB angkatan 53 yang kurang mampu, banyak di antaranya selain tak mampu juga anak yatim.

Keprihatinan pengurus  HA IPB bukannya tanpa alasan. Tahun 2016 ini jumlah beasiswa Bidik  Misi yang digelontorkan pemerintah menurun drastis. Hanya 10% dari 2.700 mahasiswa baru yang diterima melalui jalur undangan (SNMPTN), sementara camaba yang mengajukan permohonan beasiswa Bidik Misi berjumlah 700 orang. Dikhawatirkan 430 orang camaba akan kesulitan meneruskan kuliah di IPB.

Disebut jumlah beasiswa Bidik Misi menurun drastis karena sebelumnya IPB mendapat jatah 800 bahkan pernah 1.100 beasiswa untuk membantu camaba yang berasal dari keluarga kurang mampu. Mengapa jumlah beasiswa Bidik Misi menurun drastis? Padahal, anggaran pendidikan 20% dari APBN? Yang tahu persis mungkin Presiden, Menteri Keuangan, dan Menteri Riset Teknologi - Pendidikan Tinggi.

Daripada bertanya ke Pemerintah yang belum tentu jawabannya memberikan solusi segera, tak salah jika HA IPB memberi tahu alumni IPB bahwa "IPB" sampai batas waktu 8 Juni 2016 perlu dana sekitar Rp1,1 miliar untuk membayar UKT 430 camaba atau Rp 2,7 juta/camaba.

Dana sebesar ini relatif tidak besar jika seluruh alumni gotong-royong urunan bersama. Jumlah alumni IPB sekitar 124.000 orang. Jika iuran rata-rata Rp10.000/orang, insya Allah cukup untuk membantu 430 camaba. Siapa tahu di antara mereka nanti ada yang brillian mendorong terciptanya swasembada pangan, entah sebagai peneliti pertanian, pengusaha, entah sebagai birokrat, menteri, bahkan bukan mustahil calon presiden RI 30 tahun yang akan datang.

Jawaban kenapa jumlah beasiswa Bidik Misi berkurang biar dijawab oleh pemerintah. Bukan alasan yang ingin didengar rakyat, tapi diharapkan pemerintah RI segera menambah beasiswa untuk mahasiswa kurang mampu se-Indonesia, salah satunya dengan memangkas anggaran perjalanan dinas para pejabat tinggi negara, termasuk anggota DPR.

Pesan dari Ketua Umum dan Sekjen  HA IPB, bagi alumni IPB yang berkenan membantu dapat menyampaikan donasinya melalui:

Bank Syariah Mandiri
No. Rek 7070-731-244
a.n Himpunan Alumni IPB

Mohon tambahkan Rp 53 di 2 digit terakhir donasi yang dikirimkan.

Kejadian ini mengingatkan saya ketika tahun 1998 para alumni bergotong-royong membantu sebagian mahasiswa IPB yang kesulitan keuangan ketika "krismon" melanda Indonesia. Sekarang tidak sedang "krismon" kan?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun