Mohon tunggu...
Hendi Setiawan
Hendi Setiawan Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Senior citizen. Pengalaman kerja di bidang transmigrasi, HPH, modal ventura, logistik, sistem manajemen kualitas, TQC, AMS, sistem manajemen lingkungan dan K3, general affair, procurement, security. Beruntung pernah mengunjungi sebagian besar provinsi di Indonesia dan beberapa negara asing. Gemar membaca dan menulis. Menyukai sepakbola dan bulutangkis. Masih menjalin silaturahmi dengan teman2 sekolah masa SD sampai Perguruan Tinggi.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Kaliandra Sebagai Kayu Bakar Pernah Melindungi Hutan Jati

4 Januari 2014   19:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:09 2487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1388839993358806924

[caption id="attachment_313609" align="alignnone" width="251" caption="Pohon Kaliandra (Sumber: http://www.fao.org/ag/agp/AGPC/doc/gallery/pictures/calliancal.htm)"][/caption] Akhir 1970an Perhutani Jawa Tengah dan Jawa Timur yang kebanyakan jenis pohon yang dikelolanya Jati, pernah mencoba Kaliandra (Calliandra calothyrsus) sebagai pohon serbaguna pelindung hutan Jati. Apakah benar pohon yang bentuknya mirip perdu berkayu ini dapat mencapai tinggi 8 meter bila dibiarkan tidak dipangkas dapat melindungi pohon Jati. Kaliandra tahun 1970an saya perhatikan cukup intensif ditanam Perhutani di lahan-lahan kritis dan bertopografi curam, juga di lahan-lahan milik masyarakat. Tentu ada alasannya mengapa Perhutani saat itu menggalakkan penanaman Kaliandra :

  • Sebagai tanaman penyubur tanah, penguat tanah, penahan erosi di lahan-lahan curam di kawasan hutan
  • Daun Kaliandra disukai ternak kambing dan sapi milik penduduk sekitar hutan
  • Batang dan dahan Kaliandra dapat digunakan untuk kayu bakar

Dari tiga fungsi Kaliandra bagaimana pohon kecil ini melindung pohon Jati yang setelah dewasa tumbuh meraksasa? Mungkin banyak orang-orang kota zaman sekarang tak tahu bahwa ternak petani di sekitar hutan bila dibiarkan mencari makan sendiri di hutan akan merusak hutan, paling tidak tanaman-tanaman Jati yang masih muda akan menjadi santapan kambing dan  sapi. Selain kambing dan sapi diduga penduduk sekitar hutan dan bahkan yang jauh dari hutan juga mengganggu pohon Jati milik Perhutani. Penduduk sekitar hutan mencari kayu bakar dari ranting-ranting Jati yang jatuh ke tanah, kadang-kadang sekalian pohonnya ditebang. Sedangkan penduduk yang jauh dari hutan tentu kedatangannya ke hutan Jati untuk menebang pohon bukan miliknya, memang berniat mencuri. Jika melihat daun Kaliandra cocok buat panganan kambing dan sapi, lalu kayunya dapat digunakan untuk kayu bakar, ya itulah sebabnya Kaliandra saya sebut melindungi hutan Jati. Tapi kalau pohon Jati masak tebang saat itu banyak diincar pencuri kayu karena harganya tinggi, pencuri pohon Jati tentu tidak mempan dipukul kayu Kaliandra, Kepolisian setempat yang harus menangkal dan menangkap pelaku pencurian pohon Jati. Jika sekarang harga gas tabung 12 kg naik dari (harga eceran) Rp 70 ribu-an menjadi Rp 120 ribu-an, sebagian pengguna gas yang tinggal di sekitar kebun atau hutan di Jawa atau di luar Jawa  masih mungkin beralih ke kayu bakar. Bagaimana dengan penduduk kota kelas bawah masih mungkinkah beralih ke kayu bakar? Sulit sekali, pertama pasokan kayu bakar tak ada lagi, jikapun berburu di kebun atau di hutan, kebun dan hutannya tidak ada. Kaliandra sebenarnya belum habis, di Bangkalan ada proyek Kebun Enerji Kaliandra yang dikelola Kementerian Kehutanan dengan pendanaan dari ICCTF (Indonesia Climate Change Trust Fund), yang visi/misinya dapat dibaca di bawah ini. Bila proyek ini berhasil ada harapan Indonesia mampu memproduksi bahan bakar -termasuk untuk rumah tangga- yang sifatnya terbarukan yaitu pellet kayu (wood pellets), yang bahan bakunya kayu Kaliandra. Persoalannya apakah harganya lebih murah dari gas LPG? Enhancing Sustainable Management of Community-based Wood Pellets Production as Biomass Energy to Support Low Carbon Economy and Climate Change Mitigation in Bangkalan, Madura, East Java - See more at: http://greenmadura.or.id/project/enhancing-sustainable-management-of-community-based-wood-pellets-production-as-biomass-energy-to-support-low-carbon-economy-and-climate-change-mitigation-in-bangkalan-madura-east-java/#sthash.Y7R1TdCk.dpuf Enhancing Sustainable Management of Community-based Wood Pellets Production as Biomass Energy to Support Low Carbon Economy and Climate Change Mitigation in Bangkalan, Madura, East Java - See more at: http://greenmadura.or.id/project/enhancing-sustainable-management-of-community-based-wood-pellets-production-as-biomass-energy-to-support-low-carbon-economy-and-climate-change-mitigation-in-bangkalan-madura-east-java/#sthash.Y7R1TdCk.dpuf Enhancing Sustainable Management of Community-based Wood Pellets Production as Biomass Energy to Support Low Carbon Economy and Climate Change Mitigation in Bangkalan, Madura, East Java - See more at: http://greenmadura.or.id/project/enhancing-sustainable-management-of-community-based-wood-pellets-production-as-biomass-energy-to-support-low-carbon-economy-and-climate-change-mitigation-in-bangkalan-madura-east-java/#sthash.Y7R1TdCk.dpuf

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun