Mohon tunggu...
Hendi Setiawan
Hendi Setiawan Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Senior citizen. Pengalaman kerja di bidang transmigrasi, HPH, modal ventura, logistik, sistem manajemen kualitas, TQC, AMS, sistem manajemen lingkungan dan K3, general affair, procurement, security. Beruntung pernah mengunjungi sebagian besar provinsi di Indonesia dan beberapa negara asing. Gemar membaca dan menulis. Menyukai sepakbola dan bulutangkis. Masih menjalin silaturahmi dengan teman2 sekolah masa SD sampai Perguruan Tinggi.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Ka Sebrang Ka Palembang

19 September 2016   12:59 Diperbarui: 19 September 2016   13:17 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Pada tahun 1960an masyarakat Bogor belum seheterogen sekarang, masyarakat masih sangat dominan Sunda, namun orang luar daerah yang menetap di Bogor bukan hal ganjil, karena di Bogor sejak tahun "belasan" sudah ada Sekolah Pertanian dan Sekolah Dokter Hewan, baik tingkat menengah maupun kemudian meningkat ke level perguruan tinggi, yang merupakan cikal bakal Institut Pertanian Bogor di kemudian hari.

Sejak tahun "belasan" bahkan tahun 1800an sudah banyak orang asing dan kaum Bumi Putra baik Sunda maupun non Sunda bukan orang Bogor menetap di Bogor sebagai pelajar, pegawai, dosen, peneliti. Sebenarnya banyak juga orang biasa dari daerah lain hijrah ke Bogor untuk mencari kehidupan lebih baik, bekerja maupun berniaga.

Karena interaksi dengan orang luar Bogor begitu intensif, sejak sebelum tahun 1960-an pun sudah muncul istilah khusus yang digunakan orang asli Bogor ketika menyebut pendatang, menunjukkan asal-usul orang non asli Bogor tersebut :

  • Urang Girang : dipakai untuk menyebut orang Sunda yang berasal dari sebelah timur wilayah Bogor, seperti Priangan dan Priangan Timur.
  • Urang Kulon : sebutan untuk sesama orang Sunda yang berasal dari sebelah barat Bogor, yaitu dari wilayah Banten.
  • Urang Wetan : sebutan untuk semua orang suku Jawa. Karena orang Jawa aslinya berdomisili di sebelah timur Tanah Sunda.
  • Jawareh : kependekan dari Jawa Sawareh, sebutan ini tadinya untuk orang asal Cirebon, yang dianggap setengah Jawa setengah Sunda, hehehe.
  • Urang Sebrang : sebutan umum untuk warga Bogor asal luar pulau Jawa, karena berasal dari seberang lautan. Orang Makassar, Ambon, Menado, Kalimantan, Sumatera, Irian, Bali, Nusa Tenggara semuanya disebut urang Sebrang.Ciri khasnya mereka berbicara dalam 'bahasa Melayu'.

Pada masa sebelum tahun 1960-an suasana di seberang lautan mungkin dalam bayangan nenek moyang orang Sunda suasananya masih hutan belantara. Sehingga orangtua kami zaman dulu ketika mengusir burung malam yang bunyinya "kreaaak" umumnya berteriak "nyingkir siah ka Sebrang ka Palembang". Burung malam dulu dianggap berkaitan dengan hantu dan harus diusir jauh ke hutan. 

Mungkin nenek-nenek Sunda tidak tahu bahwa Palembang kota besar yang saat itu lebih ramai daripada kota Bogor. Belakangan para cucu orang Sunda kerap becanda "nyingkir sing jauh ka Sebrang ka Palembang, mun balik mawa empek-empek" (pergi jauh ke seberang ke Palembang, nanti pulang bawa pempek). Hehehe.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun