Mohon tunggu...
Hendi Setiawan
Hendi Setiawan Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Senior citizen. Pengalaman kerja di bidang transmigrasi, HPH, modal ventura, logistik, sistem manajemen kualitas, TQC, AMS, sistem manajemen lingkungan dan K3, general affair, procurement, security. Beruntung pernah mengunjungi sebagian besar provinsi di Indonesia dan beberapa negara asing. Gemar membaca dan menulis. Menyukai sepakbola dan bulutangkis. Masih menjalin silaturahmi dengan teman2 sekolah masa SD sampai Perguruan Tinggi.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Jonan Rapat Pk. 17.30 - 19.23 di Kemenhub (?)

30 Oktober 2014   00:34 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:14 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ignasius Jonan adalah salah seorang pejabat BUMN yang saya kagumi, namanya saya mulai dengar ketika dalam usia sangat muda - saat itu belum 40 tahun -  memimpin PT (Persero) Bahana PUI, sebuah perusahaan plat merah yang bergerak dalam bidang modal ventura.

Bertambah kekaguman saya dengan kecakapan Jonan mengangkat PT Kereta Api Indonesia (PT KAI), dari perusahaan berkinerja biasa-biasa dan banyak keluhan menjadi perusahaan angkutan massal jempolan, bukan hanya soal kinerja keuangannya, tapi terlebih lagi pelayanan PT KAI yang sangat baik, mengangkut jutaan penumpang.

Tak heran kinerja Jonan mendapat perhatian dari Presiden Joko Widodo dan merekrut nya menjadi Menteri Perhubungan. Perluasan bidang yang tadinya hanya angkutan perkeretaapian menjadi seluruh bidang angkutan baik darat, laut maupun udara.  Jonan yang tadinya seorang akuntan atau ahli keuangan di Citibank telah menjelma menjadi CEO PT KAI dan akhirnya menjadi Menteri Perhubungan.

Sebagai Menteri yang menganut agama Katolik -saya ketahui dari nama depan Ignasius dan melihat saat ia dilantik di Istana Negara disumpah menurut agama Katolik -,  saya ingin memberi masukan kepada Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, untuk memperhatikan waktu rapat agar tidak berbenturan dengan waktu shalat umat Islam. Terutama waktu shalat yang waktunya amat pendek dan kemungkinan masih dalam jam kerja Menteri, seperti shalat Maghrib dan shalat Jumat.

Menurut berita di Kompas.com, Menteri Perhubungan pada hari pertama kehadirannya -Senin sore, 27 Oktober 2014-  di Kementerian Perhubungan langsung mengadakan rapat dengan semua pejabat eselon satu, dari pukul 17.30 - 19.23 WIB. Mengingat waktu shalat Maghrib di wilayah Jakarta saat ini sekitar pukul 17.48 WIB, begitu rapat dimulai waktu shalat Maghrib sudah masuk. Saya memahami bagaimana sungkannya peserta rapat -yang saya perkirakan sebagian besar beragama Islam- untuk minta izin meninggalkan ruangan untuk shalat Maghrib, saat rapat baru saja dimulai. Menurut berita rapat baru selesai pukul 19.23, artinya waktu Maghrib sudah lewat dan waktu shalat Isya sudah masuk sejak sekitar 30 menit lalu. Apakah para pejabat eselon satu mengorbankan waktu shalat Maghribnya demi mengikuti rapat? Atau satu persatu minta izin shalat Maghrib, agar rapat tetap berlangsung?

Senadainya waktu dapat diputar kembali, saran untuk Menteri Jonan pilihan terbaik rapat dengan para pejabat eselon satu Kemenhub  dimulai pukul 18.15 dan diakhiri pukul 20.15. Dengan demikian tak mengganggu jalannya rapat sekaligus memberi kesempatan shalat Maghrib bagi pejabat eselon satu yang beragama Islam.

Tulisan ini jauh dari maksud SARA, hanya menyinggung manajemen waktu, terutama karena Ignasius Jonan salah seorang CEO di Indonesia yang kinerjanya sangat saya kagumi. Selamat bekerja pak Menteri.

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun