Mohon tunggu...
Hendi Setiawan
Hendi Setiawan Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Senior citizen. Pengalaman kerja di bidang transmigrasi, HPH, modal ventura, logistik, sistem manajemen kualitas, TQC, AMS, sistem manajemen lingkungan dan K3, general affair, procurement, security. Beruntung pernah mengunjungi sebagian besar provinsi di Indonesia dan beberapa negara asing. Gemar membaca dan menulis. Menyukai sepakbola dan bulutangkis. Masih menjalin silaturahmi dengan teman2 sekolah masa SD sampai Perguruan Tinggi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jokowi Selalu Didukung, SBY-Gatot-Ukur Dikatakan Abai Pada Korban Sinabung

15 Januari 2014   12:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:49 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Jokowi Dikritik Pendukungnya Marah

Bencana alam banjir di Jakarta dan sekitarnya menarik perhatian para Kompasianer. Seperti biasa walaupun banjir bukan hanya terjadi di Jakarta, juga di pinggiran Jakarta yang termasuk Kota Tangerang dan Kota Bekasi, fokus perhatian tentu ke Jakarta yang paling banyak direndam air banjir, lebih khusus lagi Jokowi mendapat sorotan pro kontra terkait banjir.

Wajar sekali bila sejak banjir tahun lalu Jokowi sebagai Gubernur Jakarta menjadi pejabat yang paling dibicarakan, bukankah warga Jakarta yang terkena musibah banjir itu warganya? Patut dihargai segala upaya Pemda DKI sebelum banjir terjadi sampai evakuasi dan bantuan darurat selama banjir terjadi. Demikian pula apresiasi untuk  institusi Pemerintah Pusat dan lembaga swasta dan relawan yang membantu korban banjir dalam pelbagai bentuk bantuan.

Fenomena sosial yang menarik adalah mengalirnya pujian kepada Jokowi dari para pendukungnya di tengah-tengah bencana banjir. Pujian ini mungkin mengapresiasi Jokowi yang turun ke lokasi pengungsian korban banjir atau mungkin juga sebenarnya bentuk dukungan saja agar Jokowi tetap semangat mengatasi banjir Jakarta. Pada sebuah talk show di sebuah televisi berita, seorang pengamat politik sampai mengatakan seandainya Gubernurnya bukan Jokowi kemungkinan Gubernur sudah dicaci-maki.

Di komunitas Kompasiana sendiri dapat kita baca banyak artikel tetap memuji Jokowi dan banyak yang marah ketika Jokowi dikritik belum berhasil mengatasi banjir. Seharusnya para pendukung tak perlu marah, kritik adalah hal biasa dalam demokrasi, apalagi Jokowi pernah berjanji saat kampanye pemilihan Gubernur Jakarta tahun 2012, ia tak akan marah jika dikritik bahkan yang memojokkan dirinya dan  salah satu janji kampanye Jokowi adalah mengatasi banjir Jakarta.

Walaupun kritik hal yang biasa, memang sebaiknya para pengeritik tidak terlalu keras mengkritisi Jokowi saat ini, mengingat banjir di Jakarta merupakan hal yang kompleks, apalagi Jokowi baru setahun lebih sedikit menjadi Gubernur Jakarta. Masih ada waktu empat tahun lagi bagi Jokowi dan jajarannya di Pemda DKI, termasuk kerjasama antara Pemda DKI dan Pemda Jawa Barat plus Banten dan Pemerintah Pusat. Setelah lima tahun tak ada perubahan yang berarti bolehlah kritik keras dilancarkan.

SBY Pilih Kasih, Gatot - Kena Ukur Tidak Memperhatikan Korban Sinabung ?

Sebuah artikel di Kompasiana dan sebuah acara pagi di Metro TV cukup keras mengkritisi sikap Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah pada korban letusan Sinabung.  Gunung Sinabung sudah mulai batuk batuk sejak tahun 2010 dan makin hebat sejak September 2013,  pada 18 September 2013 diberitakan Sinabung telah meletus empat kali.

Benarkah Presiden SBY pilih kasih, kurang memperhatikan rakyat di sekitar Sinabung Tanah Karo dibandingkan dengan rakyat di sekitar Merapi Jawa Tengah? Tergantung dari sudut mana melihat dan siapa yang melihat. Waspada online 14 Januari 2014 menulis berita "minggu depan InsyaAllah Presiden SBY akan berkunjung kembali ke Tanah Karo".

Berkunjung kembali artinya pernah berkunjung sebelumnya, yaitu pada awal September 2013, Presiden SBY dan Ibu Negara ternyata pernah mengunjungi korban etusan Sinabung, seperti kutipan Waspada online berikut : "Pada awal September 2013 lalu, Presiden SBY didampingi Ibu Negara Ani Yudhoyono telah menyempatkan diri meninjau para pengungsi korban letusan Gunung Sinabung. Saat itu, Presiden SBY dan rombongan mengunjungi dua lokasi pengungsian, yaitu Jambur Sempakata dan Jambur Tuah Lopati yang berjarak sekitar 25 kilometer dari kawasan Gunung Sinabung".

Bagaimana dengan Gubernur Sumatera Utara yang dikatakan oleh salah seorang penelepon pada acara pagi di Metro TV 15 Januari 2014 tidak ada perhatian pada korban Sinabung? Bila benar tak ada perhatian sama sekali memang sangat keterlaluan, Gubernur macam apa? Saya mencoba mencari aktivitas Gubernur Sumatera Utara terkait korban letusan Sinabung, kalau mau sedikit obyektif ternyata perhatian Gubernur Sumut cukup besar antara lain dari berita di bawah ini:


  • Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho memperingati Hari Guru Nasional di lokasi pengungsian Bencana Gunung Api Sinabung, di Kabanjahe, ... (detik.com 25/11/2013, mahardikanews.com 26/11/2013).
  • Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Gatot Pujo Nugroho dilaporkan terus memonitoring perkembangan kondisi Gunung Sinabung ... (antaranews.com 15/9/2013).
  • Pemerintah Provinsi Sumut siap memback up Pemkab Karo dalam penanganan erupsi Gunung Sinabung. Kesiapan tersebut diungkapkan Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho pada rapat koordinasi lintas instansi penanganan erupsi Gunung Sinabung, di Rumah Dinas Gubsu Jalan Sudirman Medan, Senin (23/12) (Tribun Medan 23/12/2013).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun