Mohon tunggu...
Hendi Setiawan
Hendi Setiawan Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Senior citizen. Pengalaman kerja di bidang transmigrasi, HPH, modal ventura, logistik, sistem manajemen kualitas, TQC, AMS, sistem manajemen lingkungan dan K3, general affair, procurement, security. Beruntung pernah mengunjungi sebagian besar provinsi di Indonesia dan beberapa negara asing. Gemar membaca dan menulis. Menyukai sepakbola dan bulutangkis. Masih menjalin silaturahmi dengan teman2 sekolah masa SD sampai Perguruan Tinggi.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Ide Kontroversi Sepp Blatter Diterapkan di Indonesia

22 Desember 2015   08:02 Diperbarui: 22 Desember 2015   08:27 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Pada tahun 2004 Sepp Blatter melontarkan ide  kontroversi dalam pertandingan sepakbola tidak boleh ada seri, harus ada pemenang: : "Ketika anda bermain kartu atau permainan lainnya, harus ada pemenang dan pecundang. Dan kita (FIFA) harus berani mengambil keputusan akhir dalam setiap pertandingan sepak bola" (Republika online, 21 DES. 2015).

Tidak jelas detil gagasan Sepp Blatter tersebut, hanya saja entah ide Sepp Blatter atau ide murni dari kalangan Kemenpora atau dari penyelenggara turnamen-turnamen Piala Kemerdekaan, Piala Presiden dan Piala Jenderal Sudirman; setiap pertandingan pada turnamen-turnamen tersebut bila berakhir draw akan dilanjutkan dengan adu penalti, sampai ada yang menang.

Penerapan prinsip setiap pertandingan sepakbola harus ada pemenang, menyebabkan nilai pertandingan menjadi:

  • Pemenang pertandingan dalam waktu normal 90 menit mendapat nilai 3.
  • Draw, dilanjut adu penalti, pemenang mendapat nilai 2, yang kalah mendapat nilai 1.
  • Tim yang kalah dalam pertandingan dalam waktu normal 90 menit mendapat nilai 0.

Prinsip pertandingan sepakbola harus ada pemenang, setelah diterapkan di Indonesia ternyata pertandingan dari segi tontonan lebih menarik, dari sisi dua tim yang bertanding memaksa mereka bermain lebih serius mencari kemenangan dalam waktu normal. Bagaimanapun adu penalti mengandung unsur untung-untungan, sulit memprediksi kemenangan dalam adu penalti.

Sepp Blatter (dan Michel Platini) telah dijatuhi hukuman 8 tahun tak boleh beraktivitas di bidang sepakbola di manapun di seluruh dunia oleh Komisi Etik FIFA, namun bila (masih) ada idenya yang bagus pakailah. Yang harus dicampakan ke tempat sampah adalah perilaku koruptifnya -antara lain suap dalam pemilihan tuan rumah Piala Dunia di Afsel 2010 dan Qatar 2022-, yang ternyata telah menyebar dan mengakar seperti kanker baik di FIFA maupun di organisasi-organisasi sepakbola regional dan nasional yang berafiliasi ke FIFA.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun