Seorang menteri pembantu Presiden bukan orang sembarangan, pengangkatannya pasti sudah melalui fit and proper test oleh Presiden. Wajar ia diberi kemudahan ntuk berkendara sehari-hari untuk menunjang mobilitas tugasnya.
Mercy seharga sekitar Rp 900 jutaan (ada juga Kompasianer yang menulis harga Rp 1,8 milyar) per unit dianggap barang terlalu mewah oleh Jokowi. Sebaiknya disudahi saja polemik mobil mewah untuk Menteri kabinet Jokowi ini. Pertama Mensesneg sudah membatalkan pembelian Mercy sebanyak 72 unit untuk menteri dan pejabat setingkat menteri Kabinet Jokowi, kedua anggap saja ini good will Pemerintahan SBY untuk menteri-menteri Jokowi, ketiga peluang bisnis bagi mobil ESEMKA yang pernah dipromosikan Jokwi sebagai calon mobil nasional atau bagi mobil lain yang lebih murah.
Jadi mobil kelas bagaimana yang cocok untuk para menteri Jokowi? Presiden terpilih pernah mengatakan gunakan saja mobil lama, artinya sedan bekas menteri lama, yaitu Toyota Crown digunakan kembali oleh para menteri Jokowi. Logis saja pemikiran Jokowi tersebut, Toyota Crown yang digunakan menteri lama pasti sangat terawat, baru berusia 5 tahun, masih sangat laik jalan untuk 5 tahun ke depan.
Alternatif berikutnya bila tak mau menggunakan mobil mewah, karena Toyota Crown bagaimanapun mobil mewah juga, jangan-jangan pendukung Presiden terpilih tidak rela menterinya menggunakan mobil mewah sekalipun bekas pakai, adalah:
- Gunakan mobil ESEMKA, mungkin usulan ini seperti menyindir Jokowi yang pernah menjadi promotor mobil ESEMKA ketika jadi Walikota Solo. Inilah kesempatan emas Jokowi membangun mobil nasional ESEMKA, anggaran sekitar Rp 100 milyar untuk membeli mobil menteri lebih dari cukup untuk memesan sekitar 70-an mobil ESEMKA berkualitas.
- Bila tak mungkin membeli ESEMKA karena stok tak tersedia atau bila membuat dulu waktunya terlalu lama, beli saja mobil sekelas minibis Innova atau sedan Toyota Altis. Kedua jenis mobil ini sebenarnya termasuk barang mewah juga, harganya di atas Rp 300 juta, terbukti dikenai pajak barang mewah bagi pembelinya, namun masih nalarlah pejabat selevel menteri menggunakan Innova atau Toyota Altis. Gubernur DKI Jakarta dan Kapolri sehari-hari sering diberitakan menggunakan Kijang Innova.
Kijang Innova atau Toyota Altis atau minibis/sedan merk lain yang setara yakinlah tak akan digugat sebagai kendaraan terlalu mewah bagai para menteri. Coba saja lihat halaman parkir DPR, deretan mobil di sana banyak yang jauh lebih mahal, lagipula kurang pantas rasanya kalau menteri diberi kendaraan dinas Avanza atau Xenia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H