[caption id="attachment_326463" align="alignnone" width="380" caption="Pesawat MAS di KLIA, 24 Nov 2007 (Dok. HendiS)"][/caption]
Pada 17 November 2007 saya melakukan perjalanan dinas ke Tokyo selama tujuh hari, pada saat yang bersamaan saya juga berencana mengunjungi anak saya yang sedang praktek kerja selama enam bulan di Kuala Lumpur, bagaimana agar dua kegiatan ini dapat dilakukan dengan efisien? Dirancanglah rute perjalanan Jakarta - Kuala Lumpur - Tokyo pp dan ketika pulang melakukan stop over semalam di Kuala Lumpur untuk bertemu anak saya, baru esok sorenya kembali ke Jakarta. Tak ada pilihan lain untuk rute seperti ini mesti menggunakan Malaysia Airlines.
Jadwal perjalanan adalah berangkat dari Jakarta menuju Kuala Lumpur sore hari WIB sekitar pk 16.30 dengan lama perjalanan sekitar 2 jam, sedangkan jadwal keberangkatan pesawat dari Kuala Lumpur menuju Tokyo pukul 23.30 Waktu Malaysia. Jadwal penerbangan seperti ini cukup longgar bagi saya sebagai penumpang untuk jalan-jalan sejenak melihat-lihat suasana Bandara KLIA.
Betapa terkejutnya saya ketika petugas di Bandara Soekarno Hatta mengumumkan bahwa MH xxx tujuan Kuala Lumpur yang seharusnya berangkat pukul 16.30 diundur menjadi pukul 19.30 WIB. Panik sekali saya mendengar jadwal keberangkatan baru ke Kuala Lumpur, masalahnya pesawat Malaysia Airlines dari Kuala Lumpur ke Tokyo jadwal keberangkatannya pukul 23.30 waktu Malaysia atau pukul 22.30 WIB. Perjalanan dari Jakarta ke Kuala Lumpur membutuhkan waktu sekitar 2 jam berarti tiba di Kuala Lumpur sekitar pukul 21.30 WIB atau pukul 22.30 Waktu Malaysia. Mepet sekali waktunya!
Saat itu penerbangan Jakarta - Kuala Lumpur sangat terasa tidak nyaman bagi saya, karena dihantui kemungkinan ketinggalan pesawat terbang menuju Tokyo. Setiba di Bandara KLIA ada seorang laki-laki membawa secarik kertas bertuliskan nama saya, agak heran ada orang tak dikenal dan tidak janjian pula menjemput saya saat itu.
Orang tersebut ternyata pegawai Malaysia Airlines dan sengaja menjemput saya di terminal kedatangan KLIA lalu memandu saya ke ruang tunggu keberangkatan Malaysia Airlines tujuan Tokyo. Lama waktu pindah ruangan mengurus transit termasuk urusan boarding pass ternyata makan waktu sekitar 30 menit. Artinya masih ada waktu sekitar 30 menit untuk melepas lelah dan ketegangan.
Betapapun kecewa atas mundurnya jadwal penerbangan dari Jakarta, saya sangat berterimakasih atas perhatian Malaysia Airlines terhadap penumpangnya yang akan melanjutkan perjalanan ke kota lain di luar Malaysia dalam situasi jadwal yang sangat sempit. Maskapai penerbangan ini membayar kekecewaan pelanggannya atas delay di Jakarta dengan penjemputan khusus yang menjamin penumpang transit tidak ketinggalan pesawat untuk penerbangan lanjutan.
Semoga MH 370 yang hilang sejak Sabtu dinihari, 8 Maret 2014 segera ditemukan. Simpati saya untuk Malaysia Airlines, keluarga anak kapal (kru) dan penumpang MH 370. Betapapun pahitnya hidup harus dilanjutkan pasca kecelakaan MH 370.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H