Mohon tunggu...
Hendi Setiawan
Hendi Setiawan Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Senior citizen. Pengalaman kerja di bidang transmigrasi, HPH, modal ventura, logistik, sistem manajemen kualitas, TQC, AMS, sistem manajemen lingkungan dan K3, general affair, procurement, security. Beruntung pernah mengunjungi sebagian besar provinsi di Indonesia dan beberapa negara asing. Gemar membaca dan menulis. Menyukai sepakbola dan bulutangkis. Masih menjalin silaturahmi dengan teman2 sekolah masa SD sampai Perguruan Tinggi.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Berita Sodetan Ciliwung di Media Bertolak Belakang

21 Januari 2014   15:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:37 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Wacana Pembuatan Sodetan Ciliwung - Cisadane menjadi pembahasan hangat masyarakat dan pejabat Pemerintah. Minggu lalu Jokowi, Gubernur DKI Jakarta mengangkat kembali wacana pembuatan Sodetan Ciliwung - Cisadane dan seperti biasa muncul pro kontra atas wacana yang sebenarnya sudah ada sejak awal tahun 2000-an itu. Masyarakat yang pro pembuatan sodetan mengharapkan pengurangan pasokan air Ciliwung pada musim hujan akan menurunkan potensi banjir di Jakarta. Bagi yang kontra terutama masyarakat Kabupaten dan Kota Tangerang, Sodetan Ciliwung-Cisadane itu dikhawatirkan mengakibatkan volume air Cisadane meningkat di musim hujan, ujung-ujungnya kawasan sekitar Cisadane di Kabupaten dan Kota Tangerang akan direndam banjir.

Sampai hari Senin siang 20 Januari 2014, penolakan terhadap rencana pembuatan sodetan Ciliwung-Cisadane lebih mengemuka, baik dari masyarakat biasa maupun dari pejabat resmi seperti Bupati dan Walikota Tangerang. Masyarakat Kompasianerpun kemungkinan besar dapat menerima alasan penolakan pembuatan sodetan, masuk akal penambahan volume air Cisadane berpotensi menimbulkan banjir di kawasan Kabupaten dan Kota Tangerang, bahkan mungkin juga  sebagian Kabupaten dan Kota Bogor.

Rupanya wacana pembuatan Sodetan Ciliwung-Cisadane ini bak api dalam sekam, pro dan kontra masih berlangsung sampai mediapun memberitakan berita bertolakbelakang mengutip pernyataan para Pejabat pemerintah :

Inilah.com  Senin, 20 Januari 2014 pukul 18:10 WIB  menulis berita berjudul "Jokowi Lega Pembangunan Sodetan Ciliwung Disetujui":


  • Rencana Pemprov DKI Jakarta untuk membangun sodetan Ciliwung dan Cisadane akan terealisasi dalam waktu dekat. Pasalnya Walikota Tangerang telah menyetujui rencana yang bertujuan untuk mengurangi jumlah volume air yang masuk ke Jakarta itu.
  • Persetujuan ini yang akhirnya membuat Gubernur DKI Joko Widodo dapat bernafas lega. Dalam waktu dekat, Jokowi, demikian Joko Widodo biasa disapa, akan langsung berkoordinasi dengan bupati maupun Walikota Tangerang terkait rencana tersebut.
  • "Ini rapat yang terakhir dan hasilnya sangat bagus. Program penanganan banjir (sodetan) tersebut akan mengurangi volume air yang masuk ke Jakarta sekitar 40 persen," kata Jokowi usai rapat pembahasan penanganan banjir di Katulampa, Bogor, Senin (20/1/2014).


Berita Vivanews 21 Januari 2014 pukul 13.44 lain lagi. "Sodetan Ciliwung-Cisadane Pindahkan Banjir Jakarta ke Karawaci":


  • Pemerintah Kota Tangerang tegas menolak rencana Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi), untuk membuat sodetan Kali Ciliwung ke Kali Cisadane Tangerang.
  • "Rencana Sodetan Ciliwung-Cisadane akan mengancam banjir di Kota Tangerang yang semakin parah," ujar  Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah,  saat inspeksi Pintu Air Sepuluh, Neglasari, Kota Tangerang.
  • Menurutnya, terdapat empat kecamatan di Kota Tangerang yang dialiri Sungai Cisadane. Jika sodetan Ciliwung ke Cisadane dibuat, wilayah terancam banjir yakni kecamatan Karawaci, Cibodas, Jatiuwung dan Periuk.


Mana sih yang benar Walikota Tangerang setuju atau Walikota Tangerang menolak rencana pembuatan Sodetan Ciliwung-Cisadane? Tarik menarik kepentingan proyek pembangunan Sodetan Ciliwung-Cisadane belum selesai juga?.

Bila pro vs kontra berdasarkan logika dan sebenarnya pakai akal sehat kurang meyakinkan, sebaiknya dilakukan pengkajian yang lebih ilmiah, lebih komprehensif entah dalam bentuk forum diskusi ilmiah diantara para pihak yang terkait baik Pemerintah maupun masyarakat atau dilakukan feasibility study yang tentu nantinya dibahas juga oleh para pihak yang berkepentingan. Jangan sampai judul berita "Banjir Jakarta Pindah ke Karawaci" menjadi kenyataan di kemudian hari.

Harap didengar pula kicauan masyarakat biasa seperti contoh di bawah ini, dikutip dari obrolan ala warung kopi di grup Whatsapp:


  • "Klo Ciliwung dikirim ke Cisadane Tangerang Utara banjir atuh. Jangan seenaknya aja"
  • "Biarin aja atuh kang kalau banjir  kan nggak sampai ke Banjar Wijaya :)"
  • "Jangan pindahkan masalah atuh..."
  • "Ciawi dibuat bendungan siap2 aja kalau jebol"
  • "Kenapa waduk (dulu) ngga jalan, duitnya ngga disiapin karena gede banget"

  • "Kebayang berapa duit buat bebasin lahan di Ciawi. Kalo jebol Bogor kakeueum". (Kakeueum = terendam).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun