Macam-macam tanggapan Kompasianer terhadap Ratna Sarumpaet dan konco-konconya yang punya cita-cita setinggi langit, membentuk pemerintahan transisi Republik Indonesia, dipimpin oleh presidium yang entah siapa orangnya.  Semua artikel yang saya baca, baik ia pendukung SBY ataupun yang menyatakan tak suka SBY, tak ada yang simpati terhadap perilaku Ratna Sarumpaet. Selain dianggap inkonstitusional, menganggap perkara gampang mengganti pemerintahan, Ratna-Adhi dan kawan-kawan tampaknya tak perduli dampak kudeta yang akan mengacaukan perekonomian Indonesia.
Akhirnya mimpi demo besar-besaran di seluruh Indonesia benar-benar hanya mimpi, omong kosong, cita-cita mengerahkan massa ribuan, ratusan ribu bahkan jutaan tak bersambut. Benar-benar boleh disebut hanya segelintir, bila terlihat sedikit menggerombolpun ternyata warga masyarakat yang akan dibagi sembako oleh MKRI. Sungguh baik hati MKRI meringankan penderitaan rakyat Indonesia dengan sebungkus sembako, mungkin itulah cara mereka mengentaskan kemiskinan rakyat Indonesia dengan cara bagi bagi sembako. Mudah-mudahan pemberiannya ikhlas tanpa pamrih, siapapun bila ikhlas orang yang memodali pengadaan sembako mudah-mudahan mendapat balasan kebaikan dari Allah Swt.
Tanggal 14 Maret 2013 Adhi Massardi diwawancarai MetroTV, sangat jelas ia mengatakan MKRI akan melengserkan Presiden SBY.  Ratnapun dalam acara talk show TVOne 24 Maret 2013, mengatakan MKRI akan menurunkan Presiden SBY dan mendirikan pemerintahan transisi, tapi bak sedang main teater dengan garangnya Ratna Sarumpaet mengatakan bahwa MKRI tidak melakukan kudeta.
Adhi Massardi disanggah oleh Jenderal (pur) Endriartono Sutarto dan Julian Aldrin Pasha sampai Adhi Massardi tergagap membela argumennya.  Ratna Sarumpaet disanggah Prof. Tjipta Lesmana dan Julian Aldrin Pasha, tapi dengan pengalamannya sebagai pemain teater senior, Ratna ngotot memotong hampir setiap Prof Tjipta dan Julian bicara. Yang disampaikan Ratna Sarumpaet ya cuma muter-muter sekitar Pemerintahan Transisi, mengganti Presiden SBY, diimbuhi tuduhan KPU menggelembungkan suara Partai Demokrat dari 7% menjadi 21%, SBY membiarkan rakyat miskin, melanggar UU, tak terima disebut inkonstitusional. Benar-benar nyaring suara Ratna bahkan secara harfiahpun saat berdebatpun memang suaranya nyaring.
Kenyataannya di lapangan, rencana demo besar-besaran di depan Istana Presiden tidak jadi, YLBHI tidak setuju halaman kantornya dijadikan arena orasi MKRI, panggung dipindahkan ke pinggir jalan, malah mengganggu masyarakat, bikin macet jalan.  Ribuan, ratusan ribu atau jutaan orang berdemo mendukung MKRI hanya khayalan, yang terlihat di TV ada sederet orang berdemo mendukung MKRI, jumlahnya sangat sedikit dibanding apa yang digaungkan Ratna dan Adhi di televisi. Adnan Buyung Nasution dan Rizal Ramli dua tokoh yang dikabarkan akan ikut turun ke jalan, tak terlihat di TV, entah kalau dua tokoh ini tak tersorot kamera televisi. Yang lumayan menonjol antrian warga yang berbaris rapih akan dibagi sembako oleh MKRI. Mungkin skenario MKRI bila hadir ribuan warga menerima sembako, mereka mau diajak berdemo.  Lumayan juga modal MKRI - atau ada yang memodali? - membahagiakan sebagian masyarakat dengan seplastik bahan pangan.
Ada Kompasinaer menulis 'tong kosong nyaring bunyinya', ada yang menulis 'mengudeta SBY lelucon yang tidak lucu', 'kudeta tak diperlukan'. Pagi ini saya menyumbang pendapat berjudul 'beriak tanda tak dalam, berguncang tanda tak penuh'.  Nyaring benar suara Ratna Sarumpaet bagaikan bunyi air mengalir deras di got yang dangkal, sayang tidak diimbangi dengan kecerdasan berbicara, tampaknya ada aktor yang lebih intelek dan lebih cerdas di belakang Ratna Sarumpaet dan Adhi Massardi.
Kita kembali ke kehidupan normal, mencari rezeki di Bumi Allah yang maha luas. Bila mau mengganti Pemerintah dengan Pemerinatah yang lebih baik segala-galanya, mulailah sejak hari ini, siapkan calon presiden yang dianggap mampu memakmurkan rakyat Indonesia, siapkan calon anggota DPR yang amanah, cerdas, tidak omong doang. Mudah-mudahan apa yang saya harapkan bukan hanya sebatas cita-cita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H