Kompasiana punya kanal politik dan kanal lain yang bukan politik tapi kadang-kadang diisi artikel politik. Dua hari terakhir dashboard saya dipenuhi oleh komentar yang mengkritisi partai Demokrat dan SBY. Saya memang membaca hampir seluruh kanal Kompasiana, karena hobi baca dan hobi menulis juga, sejauh ini saya tidak berafiliasi dengan parpol atau ormas manapun, tidak bekerja pada siapapun, apalagi mata-mata istana yang bertugas melakukan counter attack atas tulisan-tulisan yang menyerang SBY di Kompasiana. Tapi bila kecondongan pada pihak tertentu harus diakui ada, dan saya suka membelanya secara proporsional, tidak berlebihan.
Antasari Azhar
Pertama sebuah artikel yang mengkritisi pidato SBY tanggal 15 Agustus 2012. SBY berkata apa yang dikatakan Antasari Azhar soal pertemuan antara dirinya dengan beberapa anggota Kabinet dan dihadiri juga oleh Ketua BPKP saat itu -Didi Widayadi-, Ketua KPK saat itu -Antasari Azhar- dan Ketua BPK saat itu -Anwar Nasution- adalah benar adanya pertemuan tersebut, tetapi tidak membahas Bank Century atau bailout Bank Century.
Sisi pandang subyektif saya menilai Kompasianer yang mengkritisi pidato SBY cenderung tidak percaya atas sumpah yang diucapkan SBY, sekalipun sumpah itu diucapkannya "demi Allah". Merinding bulu kuduk saya membaca Kompasianer mengolok-olok sumpah yang diucapkan SBY. Orang tentu saja boleh percaya atau tidak percaya atas sumpah Presiden SBY, tapi mengolok-olok sumpah yang diucapkan atas nama Allah SWT, menurut saya keterlaluan. Kebencian personal sudah mengalahkan akal sehat, menurut saya loh.
Dari sebuah blog saya menemukan hadis dan ayat Al Quran yang berkaitan dengan larangan mengolok-olok dan banyak berprasangka :
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari kiamat maka hendaklah ia berkata baik atau diam”. (Bukhari dan Muslim). Setelah saya cek ke kumpulan hadist Al-Bukhari yang saya miliki, hadis dengan kalimat serupa adalah hadist no 6018.
“Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum memperolok kaum yang lain, karena boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka yang mengolok-olok, dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain, karena boleh jadi wanita-wanita (yang diolok-olok itu) lebih baik dari wanita yang mengolok-olok, dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah panggilan buruk sesudah iman dan barang siapa tidak bertaubat maka mereka itulah orang-orang yang zalim”.(QS 49 :11). Surah tersebut adalah Al Hujuraat, sudah saya cek ke sumber aslinya.
Saya berterimakasih pada penulis blog tersebut yang menamakan dirinya Muslimmuda, paling tidak hadis dan firman Allah tersebut berguna untuk saya pribadi. Sedangkan alasan menampilkan hadis Rasulullah SAW dan Ayat Al Quran semata-mata karena saya berasumsi komentator artikel di Kompasiana mayoritas Muslim -mohon maaf bila saya terpaksa menyebut alasan ini-. Kebetulan walaupun saya bukan ustadz apalagi ulama, saya cukup banyak memiliki koleksi buku-buku yang dapat digunakan sebagai referensi bila diperlukan.
Baju Kejujuran
Kedua sebuah artikel tentang Baju Kejujuran, karya DPD Partai Demokrat Bali seperti diberitakan oleh VIVANews, Antaranews dan lain-lain, karena selain ada hubungan pertemanan Kompasiana dan turut memberi komentar pada artikel tersebut, alhasil saya mau tak mau membaca komen-komen yang masuk ke dashboard saya.
Saya mencoba membaca link yang diberikan penulis tentang baju kejujuran dan juga mencari sendiri dengan bantuan Google, ternyata sumber berita atau mungkin penggagas baju kejujuran itu Partai Demokrat DPD Bali dan baju kejujuran tersebut mungkin tadinya ditujukan untuk konsumsi daerah Bali dalam rangka menghadapi Pilkada Bali 2013.