Mohon tunggu...
Hendi Setiawan
Hendi Setiawan Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Senior citizen. Pengalaman kerja di bidang transmigrasi, HPH, modal ventura, logistik, sistem manajemen kualitas, TQC, AMS, sistem manajemen lingkungan dan K3, general affair, procurement, security. Beruntung pernah mengunjungi sebagian besar provinsi di Indonesia dan beberapa negara asing. Gemar membaca dan menulis. Menyukai sepakbola dan bulutangkis. Masih menjalin silaturahmi dengan teman2 sekolah masa SD sampai Perguruan Tinggi.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bagaimana Cara Saya Memilih Gubernur Jawa Barat?

28 Desember 2012   02:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:56 751
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kota Bogor di Jawa Barat, kampung halaman saya, tempat saya lahir, tumbuh belajar.   Kota yang dulu sekali termasuk sejuk, tidurpun pernah berselimut tebal, sekarang hawanya hampir tak beda dengan Jakarta.  Macetnya lalu lintas juga sudah mirip Jakarta, bahasa Sunda sudah kurang dominan, karena pendatang non Sunda entah sudah berapa puluh persen di Bogor, disamping warga Sundanya juga senang berbahasa Indonesia dalam percakapan sehari-hari.  Itulah Bogor yang sampai saat ini masih Jawa Barat dan belum terdengar  ingin membentuk provinsi sendiri seperti Cirebon atau seperti Banten yang sudah pisah dari Jawa Barat.

Warga Jawa Barat pada 24 Februari 2013 disodori lima pasang Calon Gubernur/Wakil Gubernur periode 2013 - 2018.  Calonnya: 1. Dikdik Mulyana Arif Mansur - Cecep S. Toyib,  2.  Irianto MS. Syafiuddin-Tatang Farhanul Hakim, 3. Dede Yusuf-Lex Laksamana, 4. Ahmad Heryawan - Dedi Mizwar, 5. Rieke Diah Pitaloka-Teten Masduki.

Siapa yang akan saya pilih dan saya sarankan keluarga saya untuk memilih?  Ada persyaratan yang saya harapkan dari calon pilihan saya, pertama religius, tidak suka hura-hura, bersih dari jejak korupsi, fasih berbahasa Sunda, konsepnya membangun Jawa Barat harus jelas, leadership kuat.   Persyaratan lainnya, saya lebih suka bila calon gubernur itu non partai dan berasal dari wilayah ex Karesidenan Bogor, kalau bisa fasih berbahasa Inggris dan bahasa Arab, bagus kan jika ada tamu dari luar negeri tak perlu penterjemah, apalagi bila ia mampu menjadi khotib shalat Jumat, wow keren ....

Bila menimbang asal calon, maka Dede Yusuf dan Ahmad Heryawan masuk dalam kategori yang saya inginkan.  Bila non partai yang dijadikan acuan, satu-satunya hanya Irjen Pol (pur) Dikdik Mulyana.  Bagaimana dengan syarat fasih berbahasa Sunda?  Diantara para calon Gubernur rata-rata fasih berbahasa Sunda, karena lahir dan besar di Jawa Barat, paling yang diragukan kefasihannya berbahasa Sunda adalah Dede Yusuf, yang lahir dan besar di Jakarta, sekalipun asal usul ibunya orang Sunda dari kota Bogor.    Religiuskah para calon, apakah diantara calon ada yang masih suka hura-hura?  Apakah para calon bebas dari jejak korupsi?   Tak sulit mencari data terkait dengan beberapa syarat tersebut, Ahmad Heryawan dan Dede Yusuf sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur yang masih menjabat saat ini tak pernah terdengar diberitakan miring terkait korupsi.   Rieke dan Teten rasanya juga jauh dari korupsi, apalagi Teten Masduki sebagai pendiri Indonesia Corruption Watch masa dia korupsi.  Program kerja, visi-misi, mestinya semua baik, hanya Ahmad Heryawan dan Dede Yusuf aktivitas pembangunan andalan mereka di Jawa Barat selama lima tahun terakhir kurang nyaring terdengar, apa kurang canggih public relation-nya atau performa datar-datar saja?  Kepemimpinan bagaimana, semua calon pernah memimpin daerah atau organisasi besar, ada yang Gubernur, Wakil Gubernur, Kapolda, Bupati, hanya Rieke yang belum pernah memimpin organisasi besar, sekalipun suaranya nyaring membela kaum buruh.

Jadi siapa yang akan saya pilih?   Siapa dia?  Ya nantilah saya coblos gambarnya pada tanggal 23 Februari 2013.   Cara yang saya lakukan untuk memilih Gubernur Jawa Barat tentu saja belum tentu dapat dijadikan acuan bagi pemilih lain, karena kriteria yang ditetapkan mungkin berbeda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun