Orang Jawa Barat yang mayoritas orang Sunda itu aneh-aneh saja, barangkali termasuk saya he he he .... Anggota DPR hasil pemilihan Jawa Barat 2009 -2014 pernah dikabarkan sebagian besar bukan orang Sunda, menunjukkan demokratisnya orang Sunda sekaligus ketidakpedulian orang Sunda terhadap asal usul wakil rakyat yang mewakilinya, bisa jadi juga sebagian warga bingung melihat begitu banyak nama calon anggota legislatif, akhirnya blos saja nyoblos tanpa terlalu pilih-pilih lagi.
Pagi ini keanehan kedua saya saksikan ketika membaca sebuah berita bahwa menurut hasil rekapitulasi KPU Jawa Barat pada 23 April 2014, Aceng Fikri yang dilengserkan sebagai Bupati Garut karena kasus nikah siri kilat, terpilih sebagai salah satu di antara empat calon anggota DPD utusan Jawa Barat yang memperoleh suara terbanyak, saya baca di wartaharian.co :
- Eni Sumarni 2.171.830
- Oni Suwarna 2.167.465
- Aceng Fikri 1.139.556
- Ayi Hambali 1.032.465
Keempat orang tersebut mengalahkan beberapa orang yang relatif punya nama besar di Jawa Barat -namun belum tentu dikenal masyarakat-, seperti Uu Rukmana (201.250 suara, mantan Wakil Ketua DPRD Jawa Barat), Rudi Harsa Tanaya (226.238 suara, mantan Ketua DPRD Jawa Barat), Suharna Surapranata (423.500, anggota DPR/mantan Menteri Ristek). Mengapa mereka kalah? Ketiga nama tersebut mungkin juga sebenarnya kurang dikenal masyarakat dan masyarakat yang mengenalnya -karena alasan tertentu- tak mau memilih mereka, mendingan memilih Oni Suwarna sang pelawak atau Aceng Fikri sajalah he he he.... Padahal menurut saya Suharna Surapranata kurang apa, orangnya baik, lulusan UI, pernah jadi Menteri Ristek, apaboleh buat masih kurang dikenal warga.
Mengapa Aceng Fikri yang menurut akal sehat namanya kurang menjual untuk menjadi wakil rakyat Jawa Barat terpilih? Ada dua hal yang membantu Aceng meraih suara di atas satu juta, pertama ia menggunakan nama lengkap yang panjang, seolah ingin menutupi nama Aceng Fikri yang terkenal, yaitu nama H. Aceng Holil Munawar Fikri , SAg, saya pun waktu mencoblos tak mengenali siapa calon nomor urut 1 dalam kertas pemilu DPD. Kedua Aceng beruntung mendapatkan nomor urut 1 di antara puluhan calon anggota DPR utusan Jawa Barat itu, mungkin hasil undian KPU Jawa Barat membawa keberuntungan bagi Aceng. Tentu saja ada usaha pribadi dan tim sukses Aceng berkampanye dan kukurusukan (kata Sunda untuk blusukan) ke kampung-kampung, terutama di daerah Priangan Timur. Yang saya tahu di Pagelaran Bogor, ibu-ibu setelah tahu ada nama Aceng di daftar calon anggota DPD, ramai berceloteh "jangan pilih Aceng!" he he he......
Suka tak suka inilah hasil pilihan rakyat, memilih langsung, suara cacah kuricakan (rakyat kecil) sama dengan suara seorang profesor ITB bahkan suara Gubernur Jawa Barat sekalipun. Hudang urang Sunda! Bangun urang Sunda! Ulah hees wae! Jangan Tidur saja!.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H