Pada awal 1974 koran Almamater, yang diterbitkan oleh Dewan Mahasiswa IPB memuat tulisan "Generalis vs Spesialis". Inti tulisan membandingkan program sarjana IPB 6 tahun vs program sarjana 4 tahun. Yang 6 tahun diasumsikan lebih spesialis dan yang 4 tahun dianggap lebih generalis. Atau terbalik?
Sepintas pembandingan itu sepertinya masuk akal. Mungkin mahasiswa IPB angkatan 1974 masih ingat iklan PPMB IPB di harian Kompas sekitar Juli - Oktober 1973. PPMB yang diketuai Prof. Dr. Ir. Andi Hakim Nasution menawarkan pilihan departemen bukan fakultas. Misalnya : Agronomi, HPT, Sosek, Statistik, Ilmu Tanah, Ilmu-ilmu Kedokteran Hewan, Profesi Dokter Hewan, Budidaya Perikanan, Ilmu Makanan Ternak, Produksi Ternak, Hasil Hutan, Manajemen Hutan, Teknologi Hasil Pertanian, Mekanisasi Pertanian, dll.Â
Tawaran dari IPB tersebut sepertinya mahasiswa diarahkan langsung terspesialisasi bidang tertentu sejak awal. Mungkin cocok untuk Fakultas Pertanian dan beberapa fakultas lain spesialisasi diarahkan sejak semester 4. Di fakultas lain spesialisasi atau pilih departemen baru dilakukan pada semester 5 atau 6.
Tentu saja model pendidikan di institut yang rumpun ilmunya sama didahului 2 - 3 semester Tingkat Persiapan Bersama. Semua mahasiswa belajar matematika, fisika, kimia, biologi, ekonomi umum, sosiologi umum, tak perduli nantinya belajar ilmu sosial ekonomi atau sains dan teknologi.
Ilmu sosial ekonomi di IPB? Ya saat itu hampir 50 tahun lalu Fakultas Pertanian memiliki jurusan Sosial Ekonomi (Sosek). Ada dua sub bidang di jurusan Sosek saat itu, Ekonomi Pertanian dan Penyuluhan Pertanian. Dalam perkembangannya, beberapa puluh tahun kemudian Sosek IPB menjadi Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) dan Fakultas Ekologi Manusia (FEMA), yang salah satu program studinya mempelajari Komunikasi
Untuk mahasiswa IPB angkatan 1974, karena belum punya fakultas, pada semester 3 mahasiswa bebas memilih ulang program studi atau fakultas yang diminatinya. Pilihan saat melamar ke IPB boleh diubah.
Apa beda program sarjana 6 tahun dengan program sarjana 4 tahun? Yang jelas program 6 tahun sekolahnya tentu lebih lama dan benar juga bila disebut generalis-spesialis, karena ilmu yang dipelajari luas sekali, tapi mendalam, seharusnya sudah setara pasca sarjana.
Penjelasannya sesuai pengalaman saya memperhatikan kakak kandung saya, mahasiswa Perikanan. Ia menulis skripsi minor untuk lulus tingkat sarjana muda (SM II atau tingkat 4) dan untuk lulus sarjana (tingkat S II atau tingkat 6) ia menulis tesis berdasarkan sebuah penelitian.Â
Betul lho namanya tesis. Lalu di ijazah sarjananya tertulis kalimat yang bunyinya kira-kira 'pemegang ijazah ini berhak mempertahankan disertasi doktor'. Begitulah kira-kira, makanya saat dua program sarjana berjalan paralel, sedikit banyak mahasiswa program lama iri juga selain merasa lebih superior.
Sebagai mahasiswa IPB program 4 tahun angkatan ke 3, kami memang mendapat keuntungan dan sedikit ketidakuntungan. Keuntungannya lulusan program 4 tahun ketika melamar kerja PNS, mendapat golongan III-A. Sedikit ketidakuntungan (saya dengar) ada instansi Kehutanan tertentu dalam bidang pendidikan dan penelitian 'hanya' memberi golongan II-D.
Bagi yang kerja di swasta, user ternyata tidak mempersoalkan program 4 tahun IPB, mungkin karena sebelumnya belum banyak lulusan program 6 tahun yang bekerja di swasta non pertanian.