Mohon tunggu...
Hendi Setiawan
Hendi Setiawan Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Senior citizen. Pengalaman kerja di bidang transmigrasi, HPH, modal ventura, logistik, sistem manajemen kualitas, TQC, AMS, sistem manajemen lingkungan dan K3, general affair, procurement, security. Beruntung pernah mengunjungi sebagian besar provinsi di Indonesia dan beberapa negara asing. Gemar membaca dan menulis. Menyukai sepakbola dan bulutangkis. Masih menjalin silaturahmi dengan teman2 sekolah masa SD sampai Perguruan Tinggi.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Medali Seng!

20 Agustus 2016   12:10 Diperbarui: 20 Agustus 2016   12:52 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Olimpiade adalah Pesta Olahraga sedunia untuk banyak cabang Olahraga mulai atletik sampai permainan, terutama diikuti atlet amatir.

Medali apapun yang diraih seorang atlet di Olimpiade, apakah medali perunggu, medali perak, apalagi medali emas menunjukkan atlet tersebut layak disebut atlet kelas dunia, karena sulitnya meraih medali di ajang Olimpiade.

Sebuah negara bila atletnya ingin meraih medali, selain harus punya atlet andalan papan atas dunia, juga harus punya cabang olahraga andalan, yang dipertandingkan di Olimpiade.

Betapa sedihnya kita sebagai bangsa Indonesia menonton Olimpiade sebelum 1988. Nama Indonesia tak pernah muncul sebagai salah satu peraih medali, artinya bendera Indonesia tidak pernah dikerek sebagai salah satu dari tiga peraih medali, apalagi bagaimana mungkin lagu Indonesia Raya dikumandangkan bila tak merebut medali emas.

Tahun 1976 ketika tinggal di sebuah asrama mahasiswa, ketika menonton berita Olimpiade Montreal, karena nama Indonesia tak pernah disebut dalam daftar peraih medali, teman saya bilang "Indonesia meraih medali Seng!". Guyon sekaligus ungkapan sedih karena nama negara kita tak muncul di pentas dunia.

Ketika mendengar dan membaca berita Olimpiade Seoul tahun 1988, hampir tak percaya ketika dalam daftar negara peraih medali tertulis nama Indonesia. Merebut medali perak pula! Cabang olahraga Panahan yang merebut medali pertama dalam sejarah keikutsertaan Indonesia di Olimpiade, melalui trio Nurfitriana, Lilis Handayani dan Kusumawardani.

Seperti pembuka jalan empat tahun kemudian tahun 1992 di Barcelona, Indonesia meraih dua medali emas, satu perak dan satu perunggu, semua dari cabang olahraga Bulutangkis, sebagai cabang olahraga baru Olimpiade. Kita tentu masih kenal si pembuat sejarah itu, Susi Susanti dan Alan Budi Kusuma.

Pada Olimpiade 1996, 2000, 2004, 2008, 2012,  2016 alhamdulillah nama Indonesia selalu terdaftar sebagai negara peraih medali. Meraih medali emas malah sejak 1992 menjadi tradisi pula, kecuali tahun 2012 di London Indonesia gagal meraih medali emas.

Yang paling hangat tentu Olimpiade Rio 2016. Tontowi Ahmad/Lilyana Natsir meraih medali emas ganda campuran Bulutangkis, Eko Yuli Irawan medali perak Angkat Besi Putra kelas 62 Kg, Sri Wahyun Agustiani medali perak Angkat Besi Putri kelas 48 Kg.

Good bye "medali Seng". Sekarang Indonesia selalu meraih "medali beneran" di Olimpiade!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun