Mohon tunggu...
Hendi Setiawan
Hendi Setiawan Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Senior citizen. Pengalaman kerja di bidang transmigrasi, HPH, modal ventura, logistik, sistem manajemen kualitas, TQC, AMS, sistem manajemen lingkungan dan K3, general affair, procurement, security. Beruntung pernah mengunjungi sebagian besar provinsi di Indonesia dan beberapa negara asing. Gemar membaca dan menulis. Menyukai sepakbola dan bulutangkis. Masih menjalin silaturahmi dengan teman2 sekolah masa SD sampai Perguruan Tinggi.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

SOS Kabut Asap di Jambi dan Riau

8 September 2015   13:13 Diperbarui: 8 September 2015   14:13 1634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menko Polkam yang bertampang tegas dan suaranya keras sangat pantas untuk mengkoordinir kasus kebakaran lahan dan hutan yang selalu berulang selama bertahun-tahun. Jika terkait dengan pelanggaran hukum tindak tegas para pelakunya sampai pemilik perusahaannya, bila urusannya memadamkan api secara fisik Menko Polkam juga bisa mengerahkan TNI AU untuk memadamkan api dari udara,  libatkan kembali BPPT mengusahakan hujan buatan. Semua kementerian teknis, Bupati, Gubernur dan dinas di provinsi yang terkait dengan pengusahaan kebun sawit dan HTI harus lebih berhati-hati memberikan izin konversi hutan alam menjadi kebun sawit atau sebenarnya mantan hutan alam yang sudah gundul dialihkan menjadi  kebun sawit? Bencana kabut asap ini lama-lama mengganggu hankam juga.

SOS kabut asap untuk Riau dan Jambi dan sekitarnya. Jangan sampai timbul pertanyaan konyol ketika kabut asap masih menyerang Riau dan Jambi tahun depan, apakah 6 juta penduduk Riau dan 3 juta penduduk Jambi akan dievakuasi keluar dua provinsi itu agar terhindar dari bencana asap?  Mau mengerahkan berapa ratus kapal dan bis? Mudah-mudah akar masalahnya segera diungkap dan dilakukan tindakan pencegahan yang benar-benar masif, jangan lagi terulang tahun depan.

Bisa ngga ya? Ini baru Sumatera, belum Kalimantan. Mudah-mudahan tidak merembet ke Papua, Sulawesi dan pulau-pulau lainnya. Hutan harus dijaga kelestariannya ternyata bukan omong kosong, begitu hutan gundul atau dikonversi besar-besaran baru terasa dampaknya, mulai asap sampai kekeringan, kekurangan air bersih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun