Mohon tunggu...
Hendi Setiawan
Hendi Setiawan Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Senior citizen. Pengalaman kerja di bidang transmigrasi, HPH, modal ventura, logistik, sistem manajemen kualitas, TQC, AMS, sistem manajemen lingkungan dan K3, general affair, procurement, security. Beruntung pernah mengunjungi sebagian besar provinsi di Indonesia dan beberapa negara asing. Gemar membaca dan menulis. Menyukai sepakbola dan bulutangkis. Masih menjalin silaturahmi dengan teman2 sekolah masa SD sampai Perguruan Tinggi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Imam Bonjol Terbaring Sepi Jauh dari Kampung Halaman

14 Juli 2015   16:17 Diperbarui: 22 Juni 2017   00:18 1928
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagaimana kondisi kompleks pemakaman Tuanku Imam Bonjol saat ini? Menurut kawan saya yang minggu lalu berziarah ke makam tuanku Imam Bonjol, dalam perjalanan pulang dinas sebagai Konsultan Teknik Penyehatan, kondisi pemakaman menurutnya kurang terawat. Misalnya kondisi pompa air untuk sarana berwudhu dalam keadaan rusak dan permintaan bantuan ke Pemda setempat oleh penjaga makam yang merupakan keturunan Apolos -pengawal setia Tuanku Imam Bonjol-, belum berhasil.

Penjaga makam yang merupakan keturunan ke empat Apolos dan Mince Parengkuan, mengakui tidak ada anggaran rutin untuk memelihara kompleks makam dari Pemda Kabupaten Minahasa, Pemda Provinsi Sulawesi Utara, maupun dari Pemda Kabupaten Pasaman atau Pemda Provinsi Sumatera Barat sebagai daerah asal Tuanku Imam Bonjol.

Dari cerita teman saya dan beberapa sumber tertulis yang saya baca, perawatan makam hanya mengandalkan bantuan sporadis, baik dari peziarah, perorangan seperti yang saya dengar pernah dilakukan Syahril Sabirin ketika menjabat Gubernur Bank Indonesia, bantuan seorang pengusaha keturunan Tionghoa maupun Pemda Sulawesi Utara, atau mungkinkah Pemda Sumatera Barat atau Kabupaten Pasaman pernah membantu dana juga?

Untuk pahlawan nasional seperti Tuanku Imam Bonjol, amat pantas jika Pemerintah Pusat -Kementerian Sosial atau Kemendikbud- atau Pemerintah Daerah baik provinsi maupun kabupaten terkait di Sulawesi Utara maupun di Sumatera Barat berkompromi untuk minimal salah satu diantara mereka menganggarkan biaya rutin pemeliharaan makam dan kompleks pemakaman, sebagai penghargaan terhadap almarhum Tuanku Imam Bonjol yang terbaring sepi jauh dari kaum kerabatnya di Sumatera Barat.  Pemeliharaan pemakaman Tuanku Imam Bonjol lebih intensif, membuka peluang Dinas Pariwisata setempat menjadikan lokasi ini menjadi tujuan wisata sejarah bagi wisatawan dalam negeri yang berkunjung ke Sulawesi Utara atau dikaitkan sebagai paket kunjungan wisata ketika ada acara tingkat nasional atau internasional semacam Sail Bunaken.

Kisah ini saya tulis ulang setelah mendengar cerita kawan saya - seorang konsultan Teknik Penyehatan -  yang melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Minahasa Selatan antara 30 Juni - 8 Juli 2015. Data sejarah bersumber dari beberapa sumber sekunder.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun