Mohon tunggu...
Hendi Setiawan
Hendi Setiawan Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Senior citizen. Pengalaman kerja di bidang transmigrasi, HPH, modal ventura, logistik, sistem manajemen kualitas, TQC, AMS, sistem manajemen lingkungan dan K3, general affair, procurement, security. Beruntung pernah mengunjungi sebagian besar provinsi di Indonesia dan beberapa negara asing. Gemar membaca dan menulis. Menyukai sepakbola dan bulutangkis. Masih menjalin silaturahmi dengan teman2 sekolah masa SD sampai Perguruan Tinggi.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Jangan Ada Matahari Kembar di Polri

7 April 2015   08:43 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:26 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_408368" align="aligncenter" width="560" caption="Komjen Pol Budi Gunawan (TRIBUNNEWS.COM/DANY PERMANA)"][/caption]

Presiden Jokowi telah menjelaskan sendiri alasan pembatalan Komjen Budi Gunawan sebagai calon kapolri di DPR pada Senin 6 April 2015. Kelihatannya pihak DPR, terutama fraksi PDIP - partai pendukung utama Presiden - menerima penjelasan resmi tersebut, tapi diimbuhi permintaan agar nama baik Komjen Budi Gunawan direhabilitasi.

Sekalipun Presiden Jokowi menyanggupi untuk merehabilitasi nama baik Komjen Budi Gunawan yang sempat dijadikan tersangka KPK pada bulan Januari 2015 dan belakangan Hakim Pra Peradilan Pengadilan Jakarta Selatan - Sarpin Rizaldi - menerima gugatan praperadilan Komjen Budi Gunawan atas penetapan tersangkanya oleh KPK, Bapak Presiden kita ini harus ekstra hati-hati dalam merealisasi rehabilitasi nama baik ini.

Apakah rehabilitasi nama baik cukup diucapkan secara lisan atau harus menempatkan Komjen Budi Gunawan pada kedudukan atau jabatan tertentu? PDIP tampaknya menginginkan Komjen Budi Gunawan ditempatkan pada posisi wakil kapolri, bila Komjen Badrodin Haiti disetujui DPR menjadi kapolri. Pada sebuah wawancara TV Komjen Badrodin Haiti juga tak menampik kemungkinan Komjen Budi Gunawan mendampinginya sebagai wakil kapolri. Komjen Badrodin mengatakan bahwa ia akan mengajukan beberapa perwira tinggi Polri yang memenuhi syarat, salah satunya Komjen Budi Gunawan.

Sejauh yang saya ketahui, loyalitas anggota Polri sempat menguat mengarah ke Komjen Budi Gunawan, ketika ia diumumkan sebagai calon tunggal kapolri oleh Presiden Jokowi pada Januari 2015. Indikasinya antara lain pernyataan Asisten Operasi Kapolri Irjen Polisi Arif Wachjunadi di Indonesia Lawyers Club 24 Februari 2015, yang menurut penafsirannya Komjen Budi Gunawan merupakan kapolri periode 15 Januari - 18 Februari 2015. Indikasi kuat sebelumnya juga terlihat atas naiknya Komjen Budi Waseso -yang dikenal dekat dengan Komjen Budi Gunawan di Lemdikpol- sebagai Kabareskrim menggantikan Komjen Suhardy Alius. Kemudian dijabatnya Kadiv Humas Polri oleh Brigjen Pol Anton Charliyan, salah seorang pejabat eselon dua Lemdikpol, menggantikan Irjen Ronny Sompie.

Loyalitas yang sempat diperoleh Komjen Budi Gunawan mungkin secara informal tak mudah beralih begitu saja kepada Komjen Badrudin Haiti, apalagi ketika banyak posisi strategis di Markas Besar Polri dijabat oleh orang-orang dekat Komjen Budi Gunawan. Situasi ini berpotensi menimbulkan adanya matahari kembar di pucuk pimpinan Polri.

Menurut pendapat saya agar tak terjadi matahari kembar di Mabes Polri, posisi Wakapolri sebaiknya dijabat oleh Jenderal bintang tiga selain Komjen Budi Gunawan, stok cukup banyak dan sebaiknya dipilih jenderal yang 'chemistry'-nya benar-benar cocok dengan Komjen Badrodin Haiti.

Lalu realisasi rehabilitasi nama baik Budi Gunawan bagaimana bentuknya? Presiden dibantu ahli-ahli manajemen birokrasi di ring satu Kepresidenan pasti tahu jalan keluarnya, yang baik bagi keharmonisan Polri dan baik untuk Komjen Budi Gunawan. Di antaranya menempatkan Komjen Budi Gunawan memimpin sebuah institusi yang tidak bertanggung jawab langsung ke kapolri. Posisi jabatan yang pantas untuk seorang komisaris jenderal tersebut misalnya di Lemhanas, BNN, BNPT atau menjadi Duta Besar di negara sahabat.

Pasangan Kapolri - Wakapolri Badrodin - Budi Gunawan dari sudut pandang saya berpotensi menimbulkan matahari kembar di pucuk pimpinan Polri. Mudah-mudah Presiden Jokowi arif bijaksana membuat keputusan yang tidak menimbulkan dampak negatif bagi kelancaran tugas Polri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun