Rampak Sekar Yang Membekas di Hati Rampak sekar adalah menyanyikan lagu berbahasa Sunda secara berkelompok atau koor lagu-lagu Sunda. Bila menyanyi sendirian disebut anggana sekar. Rampak sekar di kota Bogor pernah dikompetisikan atau dalam bahasa Sunda disebut dipasanggirikeun antar sekolah dasar (SD), salah satu tempat penyelenggaraan pasanggiri rampak sekar di Bogor pada tahun 1966 - 1967 adalah gedung SD Regina Pacis di Jalan Pengadilan. Di sebuah SD negeri di Jalan Pengadilan, anggota rampak sekar tak harus murid-murid asal suku Sunda, banyak murid-murid suku non Sunda ikut rampak sekar, karena lagu-lagu berbahasa Sunda diajarkan kepada semua murid, sejak kelas 1 sampai kelas 6 dalam pelajaran Kesenian. Saat itu banyak murid suku non Sunda yang sulit dibedakan dengan anak Sunda, karena kefasihan mereka berbahasa Sunda nyaris sama. Tahun 1960an akhir guru-guru SD seperti sengaja mengajarkan lagu-lagu bertema gembira dan cinta tanah air. Murid-murid bersekolah supaya pandai, berilmu, halus budi pekertinya dan cinta Indonesia. Syair lagu yang diajarkan begitu kuat terpatri di hati murid-murid, sehingga saat murid-murid sebuah SD Negeri di Jalan Pengadilan Bogor bereuni pada 22 September 2012, mereka hanya perlu waktu kurang dari satu jam, diiringi kecapi suling, untuk menyanyikan lagu-lagu rampak sekar, seperti mengulang upaya guru-guru mereka membentuk bangsa Indonesia empat dekade lalu. [caption id="attachment_216600" align="aligncenter" width="475" caption="Rampak sekar diiringi Kacapi (Dok. HendiS)"][/caption] Syair Berkarakter Gembira dan Cinta Tanah Air Menyanyi rupanya selain mengasah kehalusan budi pekerti, ternyata bila yang diajarkan lagu-lagu dengan syair berkarakter kuat, syair lagu seperti menempel di otak murid-murid selama puluhan tahun dan hanya sekejap untuk menggugah kembali ingatan atas syair lagu-lagu Sunda yang mereka nyanyikan puluhan tahun lalu. Murid-murid berampaksekar kembali di hadapan guru-gurunya yang masih hidup. Simak syair lagu berjudul Lemah Cai dan Sabilulungan berikut ini:
Lemah Cai
Lemah Cai kuring - Tanah air saya
Nagri endah asri - Negeri indah asri
Sugih cacah jiwa - Banyak penduduknya
Bahan lubak libuk - Bahan (pangan) melimpah
Sim kuring tresna miwah nya'ah - Saya cinta dan sayang
Ka lemah cai pribadi - Pada tanah air saya
Kuring suka kuring betah - Saya senang dan betah
Di bali geusan ngajadi. - Di tanah kelahiran sendiri
Sabilulungan
Sabilulungan dasar gotong royong - Bekerjasama dasar gotong royong
Sabilulungan sipat silih rojong - Bekerjasama sifat saling membantu
Sabilulunga genteng ulah potong - Bekerjasama genteng jangan sampai patah
Sabilulungan persatuan tembong - Bekerjasama persatuan terlihat
Tohaga rohaka - Kuat perkasa
Teguh tangguh perbawa sabilulungan - Teguh tangguh karena bekerjasama
Sadia sajiwa - Siap sejiwa
Segut singkil ngabasmi pasalingsingan - Bersemangat membasmi perselisihan
Lagu Sunda Perekat Kebangsaan ?
Apa benar rampak sekar Sunda yang diajarkan kepada murid-murid membantu proses merekat mereka sebagai bangsa Indonesia? Bisa jadi memang demikian, bila diperhatikan syair lagu-lagu Sunda yang diajarkan kepada murid-murid, terasa sekali semangat kebangsaan dan cinta tanah air. Ditambah lagi dari murid-murid SD perkotaan Bogor yang multi suku bangsa, rampak sekar pun dipertandingkan di SD Katolik Regina Pacis, yang jauh dari citarasa Sunda, mayoritas muridnya terdiri dari pelbagai suku dan agama. Mungkin karena Republik Indonesia baru berusia 20 tahunan, ditambah baru saja terjadi peristiwa politik yang mengguncangkan bangsa pada 30 September 1965, maka aktivitas rampak sekar, menyanyikan lagu-lagu Sunda berkarakter kuat, bertema kebangsaan dan cinta tanah air sangat cocok untuk situasi saat itu. Untuk zaman sekarang apakah masih cocok? Mestinya masih cocok, mengapa tak dicoba lagi oleh Dinas Pendidikan di Bogor dan tempat lain di Jawa Barat? Lagu Sabilulungan menurut pendapat saya cocok untuk menghaluskan rasa murid-murid SD dan SMP, supaya setelah SLTA mereka tidak tawuran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H