Mohon tunggu...
Hendi Setiawan
Hendi Setiawan Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Senior citizen. Pengalaman kerja di bidang transmigrasi, HPH, modal ventura, logistik, sistem manajemen kualitas, TQC, AMS, sistem manajemen lingkungan dan K3, general affair, procurement, security. Beruntung pernah mengunjungi sebagian besar provinsi di Indonesia dan beberapa negara asing. Gemar membaca dan menulis. Menyukai sepakbola dan bulutangkis. Masih menjalin silaturahmi dengan teman2 sekolah masa SD sampai Perguruan Tinggi.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Sedia Karung Sebelum Kebakaran Terjadi

3 Agustus 2012   08:01 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:17 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kecil jadi kawan besar jadi lawan, begitu perumpamaan lama tentang api.  Nyala api kecil atau terkendali bermanfaat bagi manusia, akan tetapi bila nyalanya besar dan tak terkendali akan menjadi musibah kebakaran. Pada suatu pagi beberapa tahun yang lalu dari dapur istri saya memanggil-manggil saya dengan suara ketakutan.  Ternyata api kompor sudah menjilat penggorengan yang berisi minyak goreng dan api hampir mencapai langit-langit dapur, yang untungnya terbuat dari beton.   Tak ayal saya mengambil handuk yang tergantung tak jauh dari dapur, saya basahi air lalu dengan hati-hati handuk basah kuyup itu saya selimutkan ke kompor dan penggorengan yang terbakar dengan tujuan mengisolasi api dari udara yang mengandung oksigen.  Alhamdulillah tindakan saya tepat dan nyala api padam tak lama kemudian. [caption id="attachment_204366" align="aligncenter" width="504" caption="Latihan Memadamkan Kebakaran di Masjid Salman ITB (Sumber: Salman.com)"][/caption] Teknik memadamkan sumber kebakaran yang saya lakukan lazim dipelajari dan dilatihkan di perusahaan-perusahaan yang peduli terhadap program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).   Keterampilan dasar memadamkan sumber kebakaran kecil sebaiknya dikuasai karena bermanfaat bila suatu saat menghadapi situasi darurat seperti yang saya alami.  Dalam pelatihan biasanya digunakan karung goni basah, akan tetapi dalam keadaan mendesak bisa saja karung goni diganti dengan handuk lebar dan tetap harus dalam keadaan basah kuyup. Pada kasus sumber kebakaran berupa kompor dan penggorengan berisi minyak, jangan menyiram air pada sumber kebakaran, karena belum tentu api padam , malah bisa jadi akan meluas, karena minyak goreng yang terbakar malahan menggenang di atas air yang berat jenisnya lebih besar. Saat kejadian kompor dan penggorengan berisi minyak goreng terbakar, istri saya terlihat sangat panik, hanya berteriak-teriak tanpa melakukan tindakan apapun.  Padahal saat latihan memadamkan kebakaran, salah satu tip bila menghadapi musibah seperti itu adalah tidak boleh panik. Selain menggunakan karung basah atau handuk basah, tentu saja sumber kebakaran bila masih kecil dapat pula dipadamkan menggunakan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) atau kadang-kadang disebut racun api.  Sedangkan bila kebakaran sudah membesar tentu saja lebih tepat memanggil petugas pemadam kebakaran yang peralatannya lebih lengkap.  Bila di rumah atau di lingkungan kerja tersedia APAR sebagai bagian dari implementasi K3, sebaiknya sebagai pengguna kita tahu cara menggunakannya dan jangan lupa secara berkala tabung pemadam api harus dicek oleh ahlinya atau oleh pihak pemasok untuk memastikan APAR masih berfungsi baik. Bila sumber kebakaran akibat arus pendek listrik, jangan menggunakan karung basah, lebih selamat menggunakan APAR yang berbahan baku foam atau CO2.  Aliran listrik bila disiram air tentu berbahaya bagi orang-orang di sekitarmya karena sifat air menghantar aliran listrik. [caption id="attachment_204367" align="aligncenter" width="379" caption="APAR -Alat Pemadam Api Ringan- (Dok. HendiS)"]

1343979207402191635
1343979207402191635
[/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun