Mohon tunggu...
Hendi Setiawan
Hendi Setiawan Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Senior citizen. Pengalaman kerja di bidang transmigrasi, HPH, modal ventura, logistik, sistem manajemen kualitas, TQC, AMS, sistem manajemen lingkungan dan K3, general affair, procurement, security. Beruntung pernah mengunjungi sebagian besar provinsi di Indonesia dan beberapa negara asing. Gemar membaca dan menulis. Menyukai sepakbola dan bulutangkis. Masih menjalin silaturahmi dengan teman2 sekolah masa SD sampai Perguruan Tinggi.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Maukah Jerman dan Denmark Main Mata?

15 Juni 2012   01:16 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:58 593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Main mata, sepakbola gajah pernah dialami Indonesia. Pada awal tahun 1960an pemain utama PSSI diantaranya Omo,Wowo dan Anjik terlibat skandal suap sepakbola.  Generasi yang lebih muda pernah juga bermain sepakbola gajah ketika PSSI bertanding melawan Thailand di Vietnam, dua-duanya tak ada yang mau menang dan akhirnya Thailand menjadi pemenang setelah Mursyid Effendi dengan sengaja membobol gawang PSSI dan berbuah skorsing FIFA  seumur hidup tak boleh bermain bola di bawah naungan FIFA bagi Mursyid.

Di luar negeri Indonesia pernah diduga bermain mata dengan Korea Selatan mengatur skor pertandingan pada babak penyisihan Asian Games 1970.  Pasalnya saat itu Iran, Indonesia dan Korea Selatan tergabung dalam satu grup, Korea Selatan telah selesai bertanding dan  menang 1  - 0 atas Iran.   Pertandingan terakhir akhirnya menyingkirkan Iran  setelah Indonesia vs Korea Selatan bermain seri 0 - 0, padahal pada pertandingan sebelumnya Iran hanya bermain imbang 2 - 2 melawan Indonesia.  Saya baca di harian Merdeka saat itu official Iran sangat marah melihat cara bermain sepakbola Indonesia vs Korea Selatan yang tak bersemangat.  Official Iran sampai berteriak "Bastard ! ......" dari pinggir lapangan.

Bagaimana dengan Jerman vs Denmark pada 18 Juni 2012 mendatang, akankah mereka bermain mata mengatur skor draw agar keduanya lolos ke perempat final ?   Setelah masing-masing menyelesaikan pertandingan, Jerman memimpin dengan 6 point, hasil dua kali menang. Portugal dan Denmark mengumpulkan nilai 3 point hasil sekali menang dan sekali kalah.  Paling bucit Belanda dengan nilai 0 (nol), hasil dua kali kalah dari Denmark dan Jerman.  Jerman hampir pasti melangkah ke perempat final.  Melihat karakter orang Jerman dan pengawasan UEFA dan FIFA yang ketat atas suap atau pengaturan skor, kecil kemungkinan Jerman mengalah atau sengaja bermain draw melawan Denmark.

Jikapun Jerman akan berbuat seperti itu, mungkin Jerman memainkan banyak pemain cadangan dan membiarkan hasil pertandingan berjalan alami, tetapi dengan konsekuensi dirinya tersisih.  Kekalahan Jerman atas Denmark akan menyebabkan Denmark mengumpulkan nilai 6 dan jika Portugal menang melawan Belanda, nilai yang diperoleh juga akan 6.

Mempertimbangkan kemungkinan tiga tim meraih nilai sama di Grup B, maka pertandingan Belanda vs Portugal pada tanggal dan jam yang sama dengan pertandingan Jerman vs Denmark tetap akan menarik, Portugal bila menang berpeluang maju ke perempat final dan Belanda bila menang tetap berpeluang maju ke perempat final.  Perbandingan selisih gol kemungkinan akan menjadi penentuan siapa yang maju ke perempat final dari Grup B.

Fair play harus ditegakkan, apa kata dunia bila Jerman vs Denmark bermain mata mengatur skor draw?  Hancurlah reputasi mereka bila terbaca penonton, lebih jauh mungkin UEFA dan FIFA akan mengusut dan bisa berakibat fatal bagi kedua kesebelasan Eropa Barat tersebut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun