Mohon tunggu...
Hendi Setiawan
Hendi Setiawan Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Senior citizen. Pengalaman kerja di bidang transmigrasi, HPH, modal ventura, logistik, sistem manajemen kualitas, TQC, AMS, sistem manajemen lingkungan dan K3, general affair, procurement, security. Beruntung pernah mengunjungi sebagian besar provinsi di Indonesia dan beberapa negara asing. Gemar membaca dan menulis. Menyukai sepakbola dan bulutangkis. Masih menjalin silaturahmi dengan teman2 sekolah masa SD sampai Perguruan Tinggi.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Anggota DPR Egaliter, Kata Hayono Isman, Apa Benar?

8 Mei 2012   00:27 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:35 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Obrolan pagi sekitar pukul 6.30 WIB membahas kasus basi sebenarnya, tapi tetap menarik karena yang dibahas adalah soal kunjungan anggota DPR ke Jerman, yang diprotes keras Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) di Jerman.  Acara dipandu dua penyiar Metro TV dengan nara sumber Hayono Isman (Anggota DPR) dan Radhar Panca Dahana (Budayawan), keduanya hadir di studio Metro TV  dan Sekjen PPI Jerman yang memberikan tanggapannya langsung dari Jerman.

Apa Kata Nara Sumber

PPI mengulangi kritikannya yang pernah diliput media cetak maupun elektronik sebelumnya, yang paling pokok kenapa anggota DPR mesti datang berbondong-bondong, apa tak bisa bila dipilih 3 atau 4 orang saja yang paling kompeten.  Intinya boros biaya, tidak efektif,  bila salah satu tujuan mengawasi kinerja KBRI, apa cukup hanya satu hari.

Radhar mengatakan bahwa perjalanan kunjungan kerja DPR ke luar negeri ini ada yang salah, buktinya masyarakat memprotes. Kejadian serupa ini juga selalu berulang, jelas bukan sebuah budaya tapi kebiasaan yang buruk.  Mestinya mereka pergi tidak mewakili partai, tapi mewakili rakyat, cukup 2 - 3 orang saja yang pergi.

Hayono Isman menerima kritikan dari PPI, tapi ia juga membela diri soal kenapa saat ia membeli satu lembar dasi direkam sedangkan saat mereka rapat seharian di KBRI dan kunjungan ke Kementerian Ekonomi Jerman tidak diliput.  Paling menarik saat Hayono mengatakan bahwa aturan di DPR saat ini  semua anggota DPR egaliter, model kunjungan seperti ini juga berlaku di dalam negeri.

Aturan di DPR Harus Segera Diubah

Benarkah semua anggota DPR egaliter atau sama derajatnya ?  Secara formal pasti masuk akal dan dapat diterima, mereka mewakili konstituennya tanpa mempedulikan apakah konstituennya dari daerah Menteng di Jakarta atau di Cangkurawok pinggiran kota Bogor.

Akan tetapi bila sudah menyangkut keahlian, penguasaan terhadap kasus yang dihadapi, keterampilan bicara, kemampuan berdiplomasi  dan  keterampilan berbahasa asing tentu akan tidak egaliter lagi.  Itulah sebabnya pendapat Sekjen PPI dan Radhar Panca Dahana mestinya didengar DPR, bahwa lain kali kalau ada kunjungan ke luar negeri yang pasti makan biaya tinggi, cukup mengirim dua orang anggota DPR.  Seharusnya kunjungan ke Jerman cukup diwakili Hayono Isman dan salah seorang anggota DPR lain yang dinilai kompeten.  Atau bila percaya diri cukup Tantowi Yahya dan Vena Melinda mewakili DPR berbicara dengan Parlemen Jerman, Kementerian Ekonomi Jerman dan Pabrik Tank Leopard.

Sudah saatnya faktor egaliter tidak disalahartikan terlalu jauh, faktanya tak semua anggota DPR sama kepandaiannya, sama keahlian diplomasinya, sama mampunya berbahasa asing.  Segera sahkan peraturan DPR bahwa setiap kunjungan Komisi DPR ke luar negeri hanya dapat diwakili dua orang anggota yang paling kompeten.  Dengan demikian selain efektif dan efisien, rakyat akan melihat bahwa motif utama kunjungan kerja atau studi banding ke luar negeri bukan sekedar jalan-jalan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun