Mohon tunggu...
Hendi Setiawan
Hendi Setiawan Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Senior citizen. Pengalaman kerja di bidang transmigrasi, HPH, modal ventura, logistik, sistem manajemen kualitas, TQC, AMS, sistem manajemen lingkungan dan K3, general affair, procurement, security. Beruntung pernah mengunjungi sebagian besar provinsi di Indonesia dan beberapa negara asing. Gemar membaca dan menulis. Menyukai sepakbola dan bulutangkis. Masih menjalin silaturahmi dengan teman2 sekolah masa SD sampai Perguruan Tinggi.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pilgub Jawa Barat : Etnis Sunda Memang Sangat Ramah

5 Februari 2012   02:12 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:03 981
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemilihan Gubernur Jawa Barat periode 2013 - 2018 masih setahun lagi, akan tetapi bakal calon Gubernur Jawa Barat mendatang sudah mulai ramai diberitakan.  Dari nama yang saya dengar bakal calon Gubernur masih didominasi politisi alias bukan birokrat murni, sebut saja diantaranya Ahmad Heryawan -Gubernur incumbent-. Don Murdono, mungkin akan diramaikan oleh para artis seperti Dyah Pitaloka, Dede Yusuf -Wakil Gubernur Jawa Barat saat ini- , Nurul Arifin dan satu nama lagi putra asli Jawa Barat asal Bogor, Iwan Sulanjana mantan Pangdam Siliwangi.  Mungkin masih ada nama-nama lain menyusul mengingat pemilihan Gubernur masih setahun lagi. [caption id="attachment_168424" align="aligncenter" width="608" caption="Don Murdono mejeng di Bogor (doc. Hendis)"][/caption] Dari sejumlah bakal calon yang saya catat, sebagian besar beretnis Sunda, minimal dari salah satu orangtua bakal calon beretnis Sunda.  Hanya satu yang kelihatannya bukan orang Sunda, yaitu Bupati Sumedang saat ini Don Murdono.   Memang cukup mengherankan kemampuan Don Murdono untuk menjabat Bupati Sumedang sampai dua periode, padahal ia berasal dari Kendal, Jawa Tengah.   Sebenarnya Don Murdono bukan satu-satunya orang non Sunda yang menjabat bupati, sebelumnya pada periode 2001 - 2006, ada seorang alumnus IPB putra Kediri menjadi Bupati Cianjur, yaitu Ir H. Wasidi Swastomo.  Untuk kasus Kota Depok barangkali berbeda, walaupun Walikotanya, Dr Ir Nurmahmudi asal Jawa Timur, kota Depok walaupun berada di Jawa Barat sudah merupakan Indonesia mini, mirip kota Jakarta. Fenomena orang bersuku di luar etnis mayoritas menjadi bupati atau gubernur di suatu kabupaten atau provinsi pasca reformasi 1998 memang amat langka, kecuali tentu saja di Jakarta yang ibu kota Indonesia dan Sumatera Utara dimana etnis Jawa Deli sudah dianggap penduduk asli.   Padahal sebelum reformasi seseorang bukan etnis suku bangsa mayoritas lalu menjabat bupati atau gubernur bukanlah barang langka.  Wasita Kusumah orang Sunda pernah menjadi Gubernur NTB, Acub Zainal pernah menjadi Gubernur irian Jaya, Kadarusno pernah menjadi Gubernur Kalimantan Barat, seorang putra Aceh bernama Hasbi  pernah menjadi Bupati Boyolali, Jawa Tengah. Pasca reformasi kebanyakan kabupaten, kota dan provinsi setiap ada pemilihan kepala daerah, para calon gubernur/ wakil gubernur, bupati dan walikota hampir selalu putra daerah setempat.   Bahkan di Papua calon Gubernur harus putra daerah asli, entah wakilnya mungkin masih boleh orang luar daerah atau minimal kelahiran Papua.  Kebanyakan provinsi dan kabupaten/kota walaupun tak membuat aturan tertulis, pada kenyataannya hanya putra daerah yang maju pada pemilihan kepala daerah. Kita lihat saja apakah Dr H. Don Murdono, MSi akan berhasil memenangkan pemilihan Gubernur Jawa Barat periode 2013 - 2018 ?  Paling tidak etnis Sunda sudah menunjukan keramahtamahannya,  rasa Indonesia di Jawa Barat tak perlu diragukan lagi. Bila ada waktu senggang, ayo berwisata kuliner dan belanja di Bogor, Bandung, Cirebon.  Toge goreng, doclang, cireng, warung kopi di Dago, tas di Tajur, pakaian keren di Cihampelas, batik Trusmi di Cirebon menanti anda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun