Mohon tunggu...
Hendi Setiawan
Hendi Setiawan Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Senior citizen. Pengalaman kerja di bidang transmigrasi, HPH, modal ventura, logistik, sistem manajemen kualitas, TQC, AMS, sistem manajemen lingkungan dan K3, general affair, procurement, security. Beruntung pernah mengunjungi sebagian besar provinsi di Indonesia dan beberapa negara asing. Gemar membaca dan menulis. Menyukai sepakbola dan bulutangkis. Masih menjalin silaturahmi dengan teman2 sekolah masa SD sampai Perguruan Tinggi.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Ahok Tidak Sopan Bilang 'Akan Diprijantokan'

10 Maret 2014   18:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:05 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa maksud Wakil Gubernur DKI Jakarta dengan kata 'diprijantokan'? Belum lama ini media ramai memberitakan ucapan Ahok saat ditanya tentang kemungkinan dia menjabat DKI-1 dan siapa Wakil Gubernur yang diharapkannya. Berikut ini kutipan berita dar Bisnis Indonesia 9 Maret 2014,  "Siapapun pasangannya bisa cocok asalkan bersama-sama bekerja untuk rakyat, tapi kalau nggak bisa akan di 'Prijanto kan'. Pernyataan Ahok tersebut sampai di telinga Prijanto yang pernah menjadi Wakil Gubernur Fauzi Bowo".

Ungkapan akan 'diprijantokan' itu tidak dapat diterima oleh Mayjen (Pur) Prijanto, mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Menurut Prijanto ucapan Ahok tidak sopan dan Prijanto sudah menelpon Ahok menanyakan maksud ungkapan 'akan diprijantokan' tersebut dan pada kesempatan itu Ahok minta maaf.

Seperti banyak terungkap melalui pemberitaan media Mayjen (pur) Prijanto sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta pernah mengajukan pengunduran diri sebagai Wakil Gubernur karena merasa kurang difungsikan sewajarnya oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu, Fauzi Bowo. Walaupun pengajuan pengunduran diri itu tidak dikabulkan keberadaan Wakil Gubernur DKI Jakarta saat itu memang terkesan dipinggirkan oleh Gubernurnya tanpa kesalahan yang jelas. Terpinggirkannya Wagub Prijanto inilah yang dimaksud Ahok 'diprijantokan'.

Berkaitan dengan kemungkinan Ahok naik pangkat menjadi Gubernur DKI Jakarta bila Jokowi maju nyapres, secara tidak langsung Prijanto menilai Ahok mempunyai kekurangan untuk menjadi orang nomor satu di DKI Jakarta, terlepas naiknya Ahok adalah otomatis bila Jokowi mundur dari jabatan Gubernur DKI Jakarta.  Prijanto mengatakan siapapun yang mau menjadi Gubernur atau Presiden harus memenuhi lima K, yaitu Karakter, Kapasitas, Kapabilitas, Kredibilitas dan Kepemimpinan. Menurut Prijanto 'K' yang paling mendasar adalah Karakter,  seorang calon pemimpin harus bertutur kata baik, baik hatinya, baik moralnya dan memiliki sopan santun.

Sopan santun inilah rupanya yang dinilai  kurang pada diri Ahok sebagai calon DKI - 1. Bisa jadi Ahok menolak tuduhan Prijanto bahwa dirinya kurang sopan santun, namun sebaiknya sentilan ini diterima saja, jadikan bahan introspeksi, toh bukan hanya Prijanto yang berpendapat demikian.

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun