Mohon tunggu...
Hendi Setiawan
Hendi Setiawan Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Senior citizen. Pengalaman kerja di bidang transmigrasi, HPH, modal ventura, logistik, sistem manajemen kualitas, TQC, AMS, sistem manajemen lingkungan dan K3, general affair, procurement, security. Beruntung pernah mengunjungi sebagian besar provinsi di Indonesia dan beberapa negara asing. Gemar membaca dan menulis. Menyukai sepakbola dan bulutangkis. Masih menjalin silaturahmi dengan teman2 sekolah masa SD sampai Perguruan Tinggi.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Tanda Simpati Perusahaan Jepang untuk Rakyat Aceh Kami Teruskan Melalui Profesor Suyudi

27 Desember 2014   05:58 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:23 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_386285" align="aligncenter" width="348" caption="Saya (membelakangi lensa) di Posko Tsunami - PMI Pusat, 5 Januari 2005 (Dok. Pribadi)"][/caption]

Gempa bumi dahsyat di perairan sekitar Aceh pada 26 Desember 2004, berkekuatan di atas angka 9 skala Richter diikuti dengan gelombang tsunami yang dahsyat bukan hanya mengejutkan bangsa Indonesia, kejadian itu boleh dikata mengguncang dunia dalam arti harfiah maupun kiasan.

Seperti halnya di manapun di Indonesia saat itu, semua orang tergerak untuk menyumbangkan sesuatu untuk membantu rakyat Aceh dan sebagian Sumatera Utara yang terdampak gempa bumi dan tsunami.  Karyawan di perusahaan tempat saya bekerja juga mengumpulkan uang secara sukarela lalu diserahkan ke PMI Cabang DKI Jakarta di Jalan Kramat Raya Jakarta Pusat. Penyerahan disampaikan oleh perwakilan karyawan kepada pengurus PMI DKI Jakarta.

Tak berapa lama kemudian saya mendapat kabar dari atasan saya agar mencari instansi pemerintah atau lembaga sosial untuk meneruskan sumbangan dari 'prinsipal' perusahaan kami di Jepang. Mereka  menyiapkan sejumlah uang senilai (kalau tak salah ingat) Rp 100 juta.

Saat itu kebetulan unit kerja saya mencakup juga bidang yang berkaitan dengan CSR. Langsung saya mengontak PMI Pusat di Jalan Gatot Subroto Jakarta Selatan, dalam penjajakan antara lain saya dan atasan saya bertemu dengan sekretaris PMI Pusat dan diatur sumbangan diterima oleh Profesor Dr Suyudi, Wakil Ketua PMI, yang juga mantan Rektor UI (1985-1994) dan mantan Menteri Kesehatan (1993-1998).

Kepada sekretaris PMI Pusat, kami sampaikan bahwa penyerahan sumbangan dari 'prinsipal' perusahaan di Jepang akan diserahkan oleh Wakil Presiden Direktur perusahaan tempat kami bekerja. Penyerahan sumbangan dengan suasana agak formal ini memang kami minta ke PMI Pusat, mengingat kami harus melaporkan dengan bukti visual bahwa sumbangan telah disampaikan kepada PMI Pusat untuk diteruskan membantu rakyat Aceh dan Sumatera Utara. Penyerahan sumbangan dilakukan tanggal 5 Januari 2005 kepada Pro. Dr. Suyudi mewakili pimpinan PMI Pusat.

[caption id="attachment_386294" align="aligncenter" width="363" caption="Company Vice President dan PMI Vice Chairman. Jakarta 5 Januari 2005 (Dok. Pribadi)"]

14196085141295947390
14196085141295947390
[/caption]

Bencana alam yang dahsyat, ada keluarga karyawan kami asal Aceh yang menjadi korban, perusahaan memberikan perhatian khusus untuk karyawan yang terkena musibah ini. Seorang mitra kerja saya di Jepang sempat bertanya pada saya "Apakah kamu baik-baik?".  Saya jawab, "Saya baik-baik, lokasi bencana di Aceh, sekitar 3,5 jam penerbangan dari Jakarta, kira-kira jaraknya setara Jakarta-Bangkok",  jelas saya melalui email.

Itulah pertemuan saya terakhir - dari tiga kali bertemu muka - dengan Profesor Dr Suyudi sebelum beliau meninggal dunia pada 24 Juni 2007, dikebumikan di TMP Kalibata, Jakarta Selatan.

Sepuluh tahun setelah tsunami Aceh maupun Nias telah bangkit lagi, Prof. Dr Suyudi yang fotonya saat menerima sumbangan kami kirim ke Jepang wafat sekitar 2,5 tahun setelah tsunami.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun