Mohon tunggu...
Hendi Gunawan
Hendi Gunawan Mohon Tunggu... -

Wiraswasta menengah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menyoal Double Anggaran DKI

23 April 2014   22:26 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:17 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baru-baru ini kita di hebohkan dengan double anggaran DKI. Tentu saja hal ini akan membuat anggaran tersebut mengalami pembengkakan. Masalah ini terjadi di Dinas Pendidikan DKI Jakarta. Hal ini tentu saja mengundang pertanyaan publik. Mengapa bisa terjadi? Pada saat penyusunan anggaran tersebut kan pasti ada pendampingan, tetapi masih bisa kecolongan. Hal ini tentu saja membuat Gubernur DKI Jakarta sekaligus Capres dari partai PDIP Joko Widodo menjadi sorotan publik. Masalah ini muncul justru pada saat pencapresannya, sehingga banyak masyarakat yang mengatakan bahwa Jokowi lalai terhadap tugas dan tanggungjawabnya di DKI Jakarta karena kesibukannya sebagai Calon Presiden.

Memang, anggaran inibelum di pergunakan jadi masih terlalu dini untuk di laporkan ke KPK. Tetapi tetap saja kedepannya hal ini mengindikasikan adanya upaya korupsi. Sementara itu, Jokowi terkesan tidak responsif dengan masalah ini, seperti disampaikan oleh Hamidi Koordinator Barisan Muda Antikorupsi (Berantas).

Tak hanya itu masalah lain pun juga muncul di DKI Jakarta bersamaan dengan pencapresan Jokowi. Masalah tersebut adalah menunggaknya gaji petugas kebersihan DKI Jakarta selama empat bulan. Hidup di Jakarta apalagi dengan keluarga bukanlah hal yang mudah. Dalam masalah ini kita tidak membahas tentang kata “politisasi” tapi ini adalah fakta yang terjadi di masyarakat.

kemudian di Waduk Pluit, para PKL tetap menjajakan dagangannya meski telah di larang. Mereka kucing-kucingan dengan petugas Satpol PP yang berjaga disana. Ternyata hal ini terjadi karena mereka bingung. Mengapa? Pasalnya beberapa pedagang kaki lima tersebut mendatangi balai kota untuk mengadukan nasib dagangannya. Menurut salah satu dari mereka, pak Jokowi memperbolehkan sedangkan pak Ahok tetap melarangnya. Jadi siapa yang harus di pegang kata-katanya.

Itulah bagaimana Jakarta sekarang. Mulai bermunculan masalah-masalah, berbeda dengan ketika pak Gubernur masih selalu bersama warganya. Akan tetapi ironisnya dengan ketidak profesionalannya itu Jokowi masih di puja oleh fans-fansnya. Seolah-olah Jokowi adalah satu-satunya tokoh yang pantas memimpin negeri ini. Padahal kalau kita mau buka mata banyak tokoh-tokoh lain dengan segudang prestasi yang tak terekspos media.

Ambil contoh Pak Ical atau Abu Rizal Bakrie. Mengapa yang terekspos hanya soal Lapindo dan video liburannya bersama zalianty bersaudara. Padahal kedua masalah tersebut sudah ada klarifikasi dan tindak lanjutnya. Lapindo ARB tidak lepas tangan begitu saja. Dan video itu memang murni hadiah kerja keras olivia karena berhasil membawakan acara Golkar. Sementara prestasi yang di raih ARB seperti tak pernah ada. Mari mencoba membuka mata, Bakrie Group dengan berbagai macam cabang bisnisnya telah mampu menyerap ribuan tenaga kerja, mengurangi penganngguran, beasiswa melalui universitasnya, inspirator kewirausahaan, dan lain-lain.

Selain beliau masih banyak tokoh yang mempunyai banyak prestasi tapi tak pernah terdengar di media. Siapa sajakah itu? Sebutkan dalam hati masing-masing J

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun