Pesta Sepakbola Dunia di negeri Timur Tengah Qatar kembali menelan korban. Tim unggulan Brazilia yang berjuluk Samba harus menyerah kepada tim Kroasia dengan julukan Kockasti atau Papan Catur melalui drama adu pinalti yang sangat menegangkan. Barangkali Tanah Qatar bisa disebut tanah pembunuh tim unggulan. Setelah lebih dulu Jerman tersungkur diikuti oleh Spanyol yang tergusur, akhir tim Samba Brazilia pun terkubur tanpa ampun. Terkuburnya Brazil menghancurkan semua prediksi para ahli dan pengamat bola, bahkan mungkin ini membuat pasar taruhan harus berhitung ulang agar bandar tidak terlalu banyak merugi pada match-match yang selanjutnya.Â
Timnas Brazilia yang berjuluk Tim Samba dari awal turnamen sudah memperlihatkan superioritasnya, bahkan menurut catatan para pengamat  hanya Tim Brazil lah yang memainkan pemain yang berbeda dalam hampir setiap pertandingan. Tercatat Brazil sudah memainkan 26 pemain selama berlangsungnya perhelatan Piala Dunia di Qatar. Ini merupakan catatan sejarah dan rekor bahwa tim Brazil merupakan tim pertama yang memainkan 26 pemain selama bermain dalam satu Piala Dunia.
Pada pertandingan yang dihelat di Education City Stadium melawan Kroasia atau tim yang berjuluk Vatreni kali ini Tim Selecao Brazil tampil bermain dengan penuh percaya diri menunjukan dominasinya, Â namun lawannya yaitu Kroasia dibawah komando kapten Luca Modric bermain dengan sebuah keyakinan bahwa bola itu bundar dan tidak ada hal yang tidak mungkin dalam sepak bola selama peluit panjang tanda petandingan usai dibunyikan pengadil pertandingan di lapangan.Â
Brazil menguasai permainan hampir di semua lini, para pemain Kroasia hanyar bersabar untuk dapat merebut bola dari kesalahan pemain Brazil yang kemudian tim kroasia sekali kali melakukan serangan balik secara sporadis ke pertahanan Timnas Samba Brazilia.
Rumitnya dan kokohnya pertahanan Tim Papan Catur Kroasia membuat Tim Selecao Brazil kesulitan. Beberapa kali pemain- pemain Brazili yang dimotori oleh Neymar Jr membombardir gawang Kroasia namun tak satupun menghasilkan gol. Tercatat beberapa kali pemain-pemain Brasil seperti Neymar, Militao, Vinicius dll membombardir gawang Kroasia yang dikawal oleh Dominic Livacoviv tidak menemui sasaran.Â
Beberapa tendangan melenceng dari gawang, beberapa yang dapat diselamatkan oleh penjaga gawang dan ada pula yang membentur tembok pertahanan Kroasia. Dominic Livacovic tetap menunjukan permainan yang mumpuni dengan penuh percaya diri mengawal gawang Tim Vatreni Kroasia.
Gol Timnas Brazil  lahir terlambat yaitu menit ke 105 babak tambahan melalui aksi individu Neyma yang mampu melewati hadangan pemain belakang Kroasia dan penjaga gawang Kroasia D. Vetcovic. Namun keunggulan Brazil ini tidak berumur panjang dan hanya bertahan sampai menit ke 117 babak tambahan. Pada menit ke 117 itulah pemain Kroasia Bruno Vetcovic mampu mencetak gol ke gawang Brazilia yang dikawal oleh Allison Becker.Â
Alhasil pupus sudah harapan Brazil untuk memenangkan pertandingan secara open play. Akhirnya sampai peluit panjang dibunyikan wasit sebagai tanda pertandingan usai, kedudukan antara Brasil Vs Kroasia tetap sama kuat 1-1, alhasil penentuan pemenang harus ditentukan melalu babak adu penalty.
Dalam babak adu penalty ini Kroasia mampu menyarangkan bola ke gawang Brasil yang dikawal Allison Becker sebanyak 4 gol, sementara tim Brazil hanya mampu menyarangkan 2 gol. Golgol timnas Kroasia dicetak oleh Nikola Vlasic, Lovro Majer, Luka Modric, Miroslav Orsic. Sementara gol Timna Brasil dicetak oleh Casemiro dan Pedro, Rodrygo dan Marquinhos gagal menyarangkan bola ke gawang Dominik Petrovic. Dengan kedudukan 4-2 ini maka Kroasia berhasil melenggang ke semifinal dan akan berhadapan dengan Tim Tango Argentina.
Akhirnya istilah "Bola itu Bundar" kembali memakan korban, dan korban kali ini tidak tanggung tanggung yaitu Tim Brazil yang hampir semua pengamat menjagokan tim ini untuk dapat meraih trophy Piala Dunia Sepakbola untuk yang ke enam kalinya. Tapi Kroasia berhasil menju gkir balikan semua prediksi dan membuktikan bahwa mereka layak mengisi partai semi final. Tidak ada yang tak mungkin dalam sepak bola,  nama besar , mewahnya squad, nama pemain yang terkenal tidak menjamin sebuah tim berjalan mulus meraih trophy tertinggi. Tekad, rasa bela dan  bakti kepada bangsa dan negara,  keberuntungan dan satu lagi yaitu doa  dari seluruh masyarakat sangat menunjang terhadap keberhasilan tim.....Â
Semoga Timnas Indonesia ke depan mampu menembus babak Final Piala Dunia......aamiin.....