Hegemoni Jerman dalam dunia persepakbolaan dalam beberapa dekade memang sangat diakui dunia. Hal itu dibuktikan dengan empat kali tim Jerman yg berjuluk Die Manschaft mampu mengangkat Trophy Piala Dinia sepakbola yang dulu bernama Jules Rimet sebelum disimpan Brazilia.Â
Dalam percaturan Piala Dunia tahun 2022 ini Der Kaiser harus merelakan hegemoni mereka yang tergeser oleh negeri Sakura Jepang dengan semangat Ganbatte Kudasai-nya. Dalam perjalanan di fase grup Der Kaiser ditaklukan Samurai biru dengan skor tipis 1-2 kemudian bermain imbang dengan negeri Matador Spanyol 1-1.Â
Dalam match terakhir walaupun mereka mampu menggasak tim tak berpengharapan Costarika 4-2 namun tidak mampu meloloskan mereka ke fase berikutnya karena Samurai biru Jepang mampu menundukan tim penuh bintang Matador Spanyol dengan skor 2-1.
Ada beberapa momen dimana kita melihat walaupun mungkin bernuansa subjektif, dari kaca mata penonton mereka melihat bahwa Tim Jerman terlalu berambisi, terlalu percaya diri yang akhirnya memunculkan kesan sombong  angkuh dan eksklusif, seperti selalu memandang rendah tim tim lain apalagi kepada tim tim dari benua Asia. Dan ternyata keangkuhan itu tidak menolong mereka untuk memperbaiki keadaan yang sudah terpuruk.
Dari semua itu kita dapat menarik beberapa kata kunci yaitu "usaha" dan "berubah". Keterpurukan tidak dapat dengan sendirinya diparbaiki oleh sebuah sejarah kejayaan masa lalu, tapi keterpurukan hanya dapat diperbaiki dengan sebuah "usaha" agar kita mampu mengubah diri keluar dari keterpurukan. Jerman merupakan satu contoh kadus yang real bahwa kejayaan masa lalu, kesombongan, eksklusivitas dan keangkuhan  tidak membantu mereka keluar dari keterpurukan.Â
Akhirnya ucapan selamat dan salut kita sampaikan kepada Tim Samurai Biru Jepang semoga kesuksesannya berlanjut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H