Mohon tunggu...
HENDI YOGA PRATAMA
HENDI YOGA PRATAMA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiwa aktif. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam. UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember

Menulislah, karena tanpa menulis engkau akan hilang dari pusaran sejarah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Santri Generasi Z: Menavigasi Tradisi Era Digital untuk Bangsa yang Maju

14 November 2023   23:38 Diperbarui: 17 Mei 2024   17:20 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Generation Z Students: Navigating Traditions in the Digital Era for an Advanced Nation"

Santri merupakan individu yang tengah menimba ilmu di pondok pesantren, membekali diri dengan pemahaman agama yang mendalam. Saat ini, istilah yang menggambarkan santri telah berkembang menjadi "santri zaman now" atau "lebih di kenal saat ini santri generasi Z". Kelompok santri Generasi Z ini merupakan bagian dari generasi yang sudah mulai melek digitalisasi, yang tentu saja memperlihatkan ciri khas khas generasi tersebut dengan generasi-generasi sebelum-nya. Santri generasi Z merupakan kelahiran antara tahun 1997 hingga 2012. Mereka cenderung menunjukkan sifat kritis, keterbukaan, dan kreativitas yang tinggi.

Sebagai generasi santri yang lahir setelah generasi milenial, santri generasi Z di pondok pesantren menghadapi sejumlah tantangan dan peluang unik. Meski memiliki potensi untuk menjadi generasi muslim cerdas, berilmu, dan berkarakter mereka juga dihadapkan dengan tantangan untuk beradaptasi dengan lingkungan pesantren yang berbeda dari kehidupan sehari-hari mereka.

Seorang santri mengikuti pendidikan di sekolah berbasis pondok pesantren, di mana mereka tinggal di asrama sepanjang masa belajar hingga kelulusan. Pendidikan agama yang mendalam menjadi fokus utama, dan komitmen untuk menjauh dari keluarga demi menuntut ilmu diharapkan membentuk karakter yang lebih baik untuk masa depan, baik di dunia maupun akhirat. Santri umumnya memperlihatkan identitas khas melalui pakaian tradisional seperti peci dan sarung.

Selain itu, seorang santri diajarkan untuk menjalani kehidupan yang sederhana dan mandiri. Kebiasaan bangun pagi dan tidur larut malam telah menjadi bagian dari rutinitas seorang santri. Dari sholat tahajud hingga tadarus Al-Qur'an serta kajian kitab-kitab pesantren, bahkan ada yang memilih menghafal Al-Qur'an. Masyarakat memberikan kepercayaan kepada santri untuk berdakwah, mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di pesantren. Mereka bersama-sama belajar dengan masyarakat, mengadakan pengajian, mengajar di TPA, menjadi imam, dan berbagai kegiatan lainnya.

Santri telah memegang peran penting dalam sejarah, berbakti bagi umat dan bangsa dari masa penjajahan hingga kemerdekaan, dan bahkan hingga saat ini. Kontribusi mereka telah memberikan warna pada berbagai dinamika kehidupan berbangsa. Namun, sejalan dengan kemajuan zaman, perubahan dalam kehidupan berbangsa juga dipengaruhi oleh arus informasi melalui media teknologi yang terus berkembang. Fenomena santri saat ini juga tak terlepas dari dampak media dan informasi yang semakin pesat terutama di era modern proses digitalisasi yang semakin berinovasi dari tahun ke tahun,kecanggihan teknologi informasi sudah menyebar ke penjuru dunia bahkan ke pelosok desa.

Kemajuan dan perkembangan arus teknologi digitalisasi memudahkan arus informasi menalar ke setiap penjuru, hal ini juga berpengaruh pada pandangan hidup dan tindakan santri Genersi Z (life style) yakni perubahan gaya hidup seperti perubahan perilaku, dari gaya berbusana hingga preferensi musik dan kisah cinta. Bagi santri saat ini sebagai pilar muslim Cerdas, berilmu, dan berkarakter di Era Modern penting untuk menyaring dampaknya dan tetap teguh pada identitasnya. Sebagai pewaris perjuangan kemerdekaan, tanggung jawab santri kini terletak pada kemajuan bangsa dan negara.

Sementa untuk saat ini tantangan utama bagi santri Generasi Z yakni tidak hanya harus terhubung dan berbaur dengan masyarakat, tetapi juga perlu memiliki pemahaman secara komprehensif terhadap teknologi khususnya di ranah media digital. Di era di mana ujaran kebencian dan berita palsu menjadi masalah serius (problem), santri tidak hanya perlu melawan, tetapi juga memiliki tanggung jawab untuk menyampaikan pemikiran melalui tulisan kepada khalayak yang lebih luas. Namun, penting diingat bahwa untuk terlibat dalam media digital, santri perlu memiliki kapasitas diri dan literasi yang baik agar dapat menjelaskan opini dan menyampaikan argumen secara jelas ketika menghadapi pandangan yang berbeda.

Jadi untuk para santri Generasi Z harus berperan aktif dan bijaksana dalam menggabungkan tradisi keislaman dengan tantangan dan dinamika era digitalisasi saat ini. Harapannya Santri Generasi Z bisa menjadi pionir dalam membawa tradisi ke dalam konteks modern, untuk mendorong kemajuan dan perkembangan bangsa secara holistik serta bisa membawa gaya hidup yang halal (halal life style).

OLEH: HENDI YOGA PRATAMA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun