Mohon tunggu...
Hendi Nukasep
Hendi Nukasep Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Hidup hanya sekali, manfaatkanlah sebaik mungkin

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Mesir Bergejolak Picu Harga Minyak Melonjak

4 Juli 2013   14:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:01 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1372924355228154497

[caption id="attachment_252954" align="aligncenter" width="600" caption="skalanews.com "][/caption]

Harga minyak dunia terus merangkak naik hingga mencapai rekor teritngginya di tahun ini dengan menembus angka  $102.15 per barel dengan acuan  NYMEX (New York Merchantile Exchange) sebagai imbas krisis politik yang tengah terjadi di Mesir dan pengaruh menyusutnya cadangan minyak di Amerika sebesar 10.3 barel seperti yang dilaporkan oleh Badan Energi AS. Amerika sebagai salah satu konsumen terbesar minyak bersama China cukup berperan terhadap tren kenaikan harga minyak dunia saat ini.

Seperti yang sudah kita ketahui bahwa Muhammad Mursi telah dilengserkan dari tampuk kepemimpinanya oleh militer Mesir yang bahu-membahu dengan pihak oposisi. Untuk sementara kendali kepemimpinan dipegang oleh Ketua Mahkamah Konstitusi yang diharapkan bisa menjaga stabilitas politik dan keamanan di Mesir sampai pada pemilu berikutnya.

Pasar dunia cukup cemas dengan apa yang terjadi di Mesir saat ini karena Mesir merupakan wilayah yang sangat strategis dengan memiliki jalur vital yaitu Terusan Suez dimana pasokan minyak dari Timur-tengah melintasi jalur ini. Apabila krisis terus berlarut-larut diprediksi harga minyak dunia bisa  saja terus meroket lagi dan hal ini tentunya tidak akan diharapkan karena bisa mengganggu stabilitas politik dan ekonomi dunia secara keseluruhan.

Pemerintah Indonesiapun  bersikap waspada dalam menyikapi situasi yang tengah terjadi di Mesir saat ini, kenaikan harga minyak dunia secara tidak langsung bisa berdampak terhadap stabilitas fiskal dan pertumbuhan ekonomi Indonesia, padahal belum lama ini pada rapat paripurna RAPBNP telah disepakati bahwa asumsi minyak pemerintah dengan acuan (ICP=Indonesia Crude Price) dipatok di harga $108 per barel,  sedangkan selisih antara harga minyak dunia dengan acuan NYMEX  terhadap ICP kurang lebih $5-10 jadi wajar apabila pemerintah bersikap waspada dengan mengamati perkembangan di Mesir.

Salah satu ekonom dari Bank Dunia Ndiame Diop melemparkan wacana akan kemungkinan kenaikan lagi BBM bersubsidi di Indonesia  dengan alasan sebagai stabilitas fiskal agar selisih dengan harga di pasaran tidak terlampau jauh seiring dengan kenaikan harga minyak dunia dan pelemahan rupiah pula. Meskipun ini hanya sebatas saran dari Bank Dunia namun rasanya gagasan ini bisa membuat kita mengelus dada, kenaikan BBM yang baru saja dilakukan imbasnya cukup terasa bagi kalangan ekonomi menengah kebawah.

Penulis pun berharap situasi politik yang tengah berkecamuk baik di Mesir ataupun Suriah tidak sampai berlarut-larut karena hal ini bisa menjadi efek domino terhadap ekonomi dunia. Angka inflasi bisa merayap terus meskipun pemerintah sendiri  yang diwakili Menkeu manandaskan bahwa tingkat inflasi masih terjaga diangka 7.2 persen. Kalau hitungan diatas kertas oleh para pejabat masih logis tapi dilapangan belum tentu. Sudah lama nggak beli jengkol dan daging sapi, belum lagi naiknya harga bumbu dapur yang membuat para ibu rumah tangga mengomel  kalau belanja di pasar.

Banyak yang cinta damai tapi perang semakin ramai bingung bingung ku memikirnya#Nasidaria#

Sumber: ini dan ini.

Nukasep3rut

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun