Mohon tunggu...
Hendi Nukasep
Hendi Nukasep Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Hidup hanya sekali, manfaatkanlah sebaik mungkin

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Mengenang Era Keemasan The Dream Team AC Milan

26 November 2010   12:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:16 6746
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Saya mencoba mengenang kembali zaman keemasan AC Milan yang terkenal julukan The Dream Team. Pada saat itu dominasi klub Milan sing ada lawan. Trio Belanda macam Van basten, Gullit dan Rijkaard benar-benar rmenjadi momok yang menakutkan bagi lawan. Pada saat itu kompeteisi Liga Itali yang paling menarikdibandingkan dengan kompetsi di Eropa lainnya (nontonnya di RCTI hehe…). Liga Inggris pada waktu itu kurang greget dengan system kick and rush yang membosankan. Pemain asing di larang berkiprah di liga Inggris karena tragedi Heysell yang terkenal itu.

Kembali ke AC Milan, era kejayaan di mulai oleh Berlusconi dengan memboyong pelatih baru untuk Milan, Arrigo Sacchi, serta tiga orang pemain Belanda, Marco van Basten, Frank Rijkaard, dan Ruud Gullit, untuk mengembalikan tim pada kejayaan. Ia juga membeli pemain lainnya, seperti Roberto Donadoni, Carlo Ancelotti, dan Giovanni Galli.

Sacchi memenangkan Seri A musim 1987-1988. Di 1988-1989, Milan memenangkan gelar Liga Champions ketiganya, mempecundangi Steaua Bucureşti 4-0 di final, dan gelar Piala Interkontinental ( Piala Toyota) kedua mengalahkan National de Medellin (1-0, gol tercipta di babak perpanjangan waktu). Kalau bicara produktifitas gol jangan ditanya dech, rata-rata 5 gol yang sering dicetak dalam suatu pertandingan. Tim mulai mengulangi kejayaan mereka di musim-musim berikutnya, mengalahkan S.L. Benfica, dan Olimpia Asunción di 1990. Skuad kemenangan Eropa mereka adalah:Kiper : Giovanni Galli Bek : Mauro Tassotti -- Alessandro Costacurta -- Franco Baresi -- Paolo Maldini Gelandang : Angelo Colombo -- Frank Rijkaard -- Carlo Ancelotti -- Roberto Donadoni Penyerang : Ruud Gullit -- Marco van Basten.

Saat Sacchi meninggalkan Milan untuk melatih Italia, Fabio Capello dijadikan pelatih Milan selanjutnya, dan Milan meraih masa keemasannya sebagai Gli Invicibli (The Invicibles) dan Dream Team. Dengan 58 pertandingan tanpa satu pun kekalahan Invicibli membuat tim impian di semua sektor seperti Baresi, Costacurta, dan Maldini memimpin pertahanan terbaik, Marcel Desailly, Donadoni, dan Ancelotti di gelandang, dan Dejan Savićević, Zvonimir Boban, dan Daniele Massaro bermain di sektor depan.

Namun peristiwa yang saya sesalkan pada waktu itu adalah cendera nya bomber maut Marco Van Basten sang idolaku sepanjang zaman hehehehhehe….

Dia harus mengakhiri karirnya dalam usia yang relatif muda (28 thn) kalau enggak salah, masih usia produktif bagi seorang pesepakbola professional. Para fans basten pasti masih ingat gol indah penyerang elegan ini kala final Piala Eropa 88 ( bisa lihat di youtube) dengan tendangan first time melengkung membuat kipper soviet terbengong-bengong hahahahahaha…

Semoga AC Milan bisa Berjaya kembali. Hidup Milanisti !!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Wassalam

Juragan ti Garut

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun