Mohon tunggu...
Henda Rihma
Henda Rihma Mohon Tunggu... -

Pengajar, Mahasiswi, dan Aktivis dakwah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dilema Rakyat Indonesia di Bulan yang Mulia

2 Juli 2014   00:10 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:55 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ramadhan 1435 Hijriyah,

Bulan yang seharusnya disambut dengan suka cita, justru malah disambut dengan harga-harga kebutuhan hidup yang ramai naik bersamaan. Tidak hanya itu, kabar terbaru dari pemerintah, bahwa tarif dasar listrik pun akan dinaikkan mulai bulan Juli hingga November mendatang. Alasan pemerintah menaikan TDL (tarif dasar listrik) masih sama, yaitu kekhawatiran akan pembengkakan anggaran subsidi listrik. Sudah jatuh tertimpa tangga pula, hal ini mungkin pas untuk menggambarkan kondisi rakyat Indonesia saat ini. Kondisi ini pun menandakan bahwa sistem yang diterapkan oleh negeri ini telah gagal dalam mengelola produksi dan distribusi serta kepengurusan hajat hidup rakyat Indonesia.

Indonesia oh Indonesia...

Tanah air mereka, merdeka sejak tahun ’45.

Kekayaan alam yang melimpah ruah,

Telah lama pemerintah menjualnya dengan harga murah, kepada tetangga sebelah.

Ketika Al Qur’an dan As Sunnah ditinggalkan, tak lagi jadi pedoman dan penerapan sistem ekonomi kapitalisme-liberal tetap dipertahankan, maka bersiaplah untuk menghadapi kesempitan kehidupan yang berkepanjangan.

Ingatlah ketika Allah swt memberi peringatan, “...Siapa saja yang berpaling dari peringatan Ku, sesungguhnya bagi dirinya penghidupan yang sempit...” (TQS Thaha [20]: 124).

Meski yang menjalankan berbagai kebijakan adalah pemerintah, yakni sebagian dari penduduk Indonesia tetapi akibatnya menimpa semua orang.

Rasulullah Saw telah mengingatkan;

Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla tidak akan mengazab masyarakat secara umum karena perbuatan orang-orang tertentu, kecuali jika mereka melihat kemungkaran di tengah-tengah mereka, sementara mereka mampu mengingkarinya, tetapi mereka tidak mengingkarinya. Jika mereka melakukan demikian, Allah mengazab orang-orang tertentu dan masyarakat secara umum.” (HR Ahmad)

Bulan Ramadhan sudah semestinya menjadi bulan ketaatan dan ketakwaan. Takwa adalah hikmah tertinggi dari shaum Ramadhan. Perwujudan takwa secara individu adalah dengan melaksanakan semua perintah Allah swt dan menjauhi semua larangannya. Sedangkan perwujudan takwa secara kolektif adalah dengan menerapkan syari’ah secara menyeluruh (kaffah), baik dalam kehidupan bermasyarakat maupun bernegara dibawah naungan Khilafah. Inilah wujud ketakwaan yang hakiki.

Keberimanan dan ketakwaan penduduk negeri ini akan senantiasa mendatangkan keberkahan yang melimpah bagi negeri ini. Insya Allah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun