Mohon tunggu...
Hena Mahira Sulaksono
Hena Mahira Sulaksono Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Mahasiswa S1 Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kedokteran Gigi Era Digital: VR dan AR Perbaiki Senyuman

11 Desember 2024   15:13 Diperbarui: 14 Desember 2024   19:08 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Perkembangan zaman yang semakin pesat menjadikan semua bidang kehidupan tidak terlepas dari teknologi yang terus berkembang pula. Perkembangan teknologi menjadi hal yang selalu menarik untuk dibahas karena mencakup ranah yang semakin luas dan beragam. Salah satu teknologi yang menarik untuk dibahas adalah penggunaan VR (virtual reality) dan AR (augmented reality).

Penggunaan VR (virtual reality) dan AR (augmented reality) sudah mulai sering terdengar di berbagai kalangan. Kebanyakan orang mengenal istilah VR dan AR pada games atau media hiburan lainnya. AR dan VR merupakan hal yang berbeda, AR (augmented reality) tidak seperti VR (virtual reality) yang sepenuhnya menggantikan dunia nyata dengan lingkungan virtual, AR hanya sekedar memperkaya atau melengkapi dunia nyata dengan elemen digital tambahan.


Belum banyak orang mengetahui bahwa penggunaan VR dan AR bisa jauh lebih luas dari dunia hiburan semata. Perkembangan teknologi pada VR dan AR sudah mulai diimplementasikan di bidang-bidang lain, termasuk di dunia kesehatan. Sebagai seorang mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga, penulis tertarik dengan perkembangan teknologi berupa VR dan AR serta implementasinya di bidang kedokteran gigi. Dalam dua dekade terakhir, terjadi kemajuan teknologi yang berdampak besar pada bedah gigi. Khususnya penggunaan sistem VR yang telah memungkinkan mahasiswa dan dokter gigi untuk merasakan sensasi sentuhan yang realistis dalam berbagai prosedur kedokteran gigi.


Pada bidang kedokteran gigi, penggunaan VR dan AR mulai digunakan sebagai media pembelajaran pada pendidikan sarjana kedokteran gigi dan dokter gigi umum. Pada artikel yang diterbitkan oleh Jurnal Pendidikan Kedokteran Gigi Eropa menyatakan bahwa penggunaan VR pada peserta pelatihan bedah mulut dan maksilofasial melaporkan peningkatan kepercayaan diri saat menggunakan VR untuk praktik dibandingkan dengan metode konvensional. Pengetahuan peserta yang dilatih dengan aplikasi bedah VR juga lebih unggul dibandingkan yang berlatih dengan video dan foto 2D. Sedangkan, pada penggunaan AR di bidang kedokteran gigi menyamai metode konvensional. Apabila penggunaan simulasi konvensional digabungkan dengan AR akan meningkatkan realisme pengalaman peserta.

VR dan AR berpotensi besar untuk pembelajaran dalam kedokteran gigi. Namun, hal ini tidak terlepas dari keterbatasan yang masih mencegah penggunaan dan aplikasi VR dan AR secara luas, seperti kurangnya uji coba, standardisasi, dan akreditasi sistem atau konten. Aplikasi VR dan AR paling berpotensi dalam bidang pendidikan kedokteran gigi, pembedahan, restorasi gigi, dan pengelolaan kecemasan pasien. Namun, literatur ilmiah yang membahas implementasi teknologi ini secara khusus dalam kedokteran gigi masih relatif terbatas, mengingat bahwa hal ini merupakan sesuatu yang baru dalam dunia kedokteran gigi.

Ketertarikan terhadap VR dan AR dalam pendidikan kedokteran gigi semakin besar karena dapat memberikan pengalaman belajar interaktif dan memiliki akses sepanjang waktu. Dengan perkembangan teknologi yang berkelanjutan dan dilakukannya berbagai uji dan standardisasi, diharapkan VR dan AR dapat menjadi masa depan yang cerah dalam dunia kedokteran gigi.

Penulis: Mahasiswa Universitas Airlangga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun