Mohon tunggu...
Hen Ajo Leda
Hen Ajo Leda Mohon Tunggu... Buruh - pengajar dan pegiat literasi, sekaligus seorang buruh tani separuh hati

menulis dan bercerita tentang segala hal, yang ringan-ringan saja

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Manajemen Risiko Technostress: Mengatasi Stres Akibat Penggunaan Smartphone

8 Agustus 2024   22:41 Diperbarui: 9 Agustus 2024   09:20 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Manajemen Risiko Technostress: Mengatasi Stres Akibat Penggunaan Smartphone

Perkembangan teknologi yang pesat dalam beberapa dekade terakhir telah membawa dampak signifikan pada kehidupan manusia, terutama melalui penggunaan perangkat pintar seperti smartphone. 

Kehadiran smartphone telah merubah cara kita berkomunikasi, bekerja, dan menjalani aktivitas sehari-hari. Hal ini membuat kita seolah-olah tak mampu hidup tanpa smartphone. 

Namun demikian, di balik kemudahan yang ditawarkan, penggunaan smartphone juga membawa dampak negatif yang sering kali tidak disadari, salah satunya adalah fenomena technostress. 

Technostress merupakan stres yang dialami individu sebagai akibat dari penggunaan teknologi yang berlebihan atau tidak terkendali. 

Technostress, sebagai fenomena psikologis, muncul ketika pengguna smartphone merasa terbebani oleh tuntutan yang ditimbulkan oleh teknologi. 

Smartphone yang pada awalnya dianggap sebagai alat yang dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi, justru sering kali menjadi penyebab utama terjadinya gangguan dalam kehidupan pribadi maupun profesional. 

Individu yang tidak mampu mengendalikan penggunaan smartphone berisiko mengalami penurunan produktivitas, gangguan tidur, dan bahkan masalah kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi.

Salah satu penyebab utama technostress adalah tingginya tingkat informasi yang diterima melalui smartphone. Era digital telah menciptakan fenomena surplus informasi di mana pengguna smartphone terus-menerus dibanjiri dengan berbagai macam informasi dari berbagai platform. 

Banyaknya informasi yang diterima sering kali tidak dapat diproses secara optimal oleh otak, yang pada akhirnya menyebabkan stres dan kebingungan dalam memilah mana informasi yang bermanfaat dan mana yang tidak. Koodisi ini dikenal sebagai information overload yang dapat mengakibatkan penurunan kualitas keputusan yang diambil oleh individu.

Selain itu, smartphone juga menyediakan ruang yang luas bagi interaksi sosial melalui media sosial. Meskipun pada satu sisi media sosial memungkinkan kita untuk terhubung dengan banyak orang dan mendapatkan informasi baru, di sisi lain, media sosial juga menjadi arena di mana banyak individu saling menghina dan menghujat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun