Mohon tunggu...
Hen Ajo Leda
Hen Ajo Leda Mohon Tunggu... Buruh - pengajar dan pegiat literasi, sekaligus seorang buruh tani separuh hati

menulis dan bercerita tentang segala hal, yang ringan-ringan saja

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Quo Vadis Hutan Kita

7 Agustus 2024   01:13 Diperbarui: 7 Agustus 2024   16:58 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi hutan konservasi. Sumber gambar: (pixabay)

Peningkatan kadar karbon dioksida di atmosfer akibat deforestasi memperburuk pemanasan global. Perubahan ini mengakibatkan perubahan pola curah hujan, kenaikan permukaan laut, dan peningkatan suhu global. Dampak-dampak ini memperburuk kondisi iklim dan mengancam kestabilan ekosistem serta kehidupan manusia di bumi (Kompas.id, 25 Januari 2022).

Sejumlah ancaman dan permasalahan ini memiliki implikasi sosial-ekonomi yang signifikan. Masyarakat lokal yang bergantung pada hutan untuk sumber daya alam dan mata pencaharian mereka mengalami kerugian besar akibat hilangnya hutan. Kehilangan sumber daya alam ini tidak hanya menyebabkan kerugian ekonomi, tetapi juga mengancam kesejahteraan dan keberlangsungan hidup masyarakat lokal (Herpita Wahyuni, 2021).

Melindungi Hutan, Melindungi Bumi

Berangkat dari peran pentingnya hutan bagi ekosistem dan kehidupan manusia dan beragam rupa permasalahan dan ancaman serius terhadap eksistensi hutan, maka perlunya upaya konservasi dan pengelolaan berkelanjutan. 

Melindungi hutan tidak hanya berarti menjaga keberadaan pepohonan, tetapi juga mempertahankan keseimbangan ekologis dan keanekaragaman hayati yang mereka dukung. Melindungi hutan berarti melindungi bumi karena hutan memainkan peran vital dalam ekosistem lingkungan hidup. 

Indonesia telah mengimplementasikan berbagai upaya untuk melindungi hutan, dengan mengurangi emisi karbon yang dihasilkan dari deforestasi dan degradasi hutan. Langkah-langkah ini tidak hanya berfokus pada pencegahan kerusakan hutan, tetapi juga pada upaya restorasi dan peningkatan kemampuan hutan dalam menyerap karbon.

Pengendalian deforestasi dan degradasi hutan dilakukan melalui berbagai langkah, termasuk penegakan hukum terhadap penebangan liar, penerapan praktik pengelolaan hutan berkelanjutan, dan restorasi lahan gambut yang rusak. Upaya ini bertujuan untuk mengurangi kerusakan hutan dan meningkatkan kemampuan hutan dalam menyerap karbon .

Penanaman hutan atau reforestasi adalah salah satu cara efektif untuk menyerap karbon di atmosfer. Program penanaman hutan yang masif dapat membantu mengurangi emisi karbon dari deforestasi dan perambahan hutan. Selain itu, reforestasi juga membantu memulihkan ekosistem yang rusak dan meningkatkan biodiversitas.

Mengurangi penggunaan energi yang tidak efisien merupakan langkah penting dalam mengurangi emisi karbon. Peningkatan efisiensi energi dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti mengurangi konsumsi listrik di rumah dan kantor, serta mendorong penggunaan energi terbarukan. Langkah ini tidak hanya mengurangi emisi karbon tetapi juga mengurangi tekanan terhadap sumber daya alam .

Beberapa daerah di Indonesia telah melakukan transformasi kebijakan untuk mendukung upaya perbaikan ekologis dan mengurangi deforestasi. Misalnya, di wilayah Pulau Kalimantan dan Nusa Tenggara Barat, transformasi kebijakan ini mencakup penegakan hukum yang lebih ketat, pengelolaan hutan yang berkelanjutan, serta program-program restorasi lingkungan (https://ppid.menlhk.go.id, 2020).

Meskipun tantangan masih ada, kerjasama dan pendekatan terpadu diharapkan dapat mencapai hasil yang signifikan dalam upaya pelestarian hutan untuk generasi masa depan. Dengan melindungi hutan, kita berkontribusi pada kesehatan bumi dan kesejahteraan generasi mendatang. Upaya konservasi, reforestasi, dan pengelolaan hutan berkelanjutan adalah langkah penting dalam menjaga hutan dan, pada akhirnya, menjaga bumi.

Selamat Hari Hutan Indonesia 07 Agustus 2024.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun