Mohon tunggu...
Hen Ajo Leda
Hen Ajo Leda Mohon Tunggu... Buruh - pengajar dan pegiat literasi, sekaligus seorang buruh tani separuh hati

menulis dan bercerita tentang segala hal, yang ringan-ringan saja

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan Nonformal: Solusi Alternatif di Tengah Mahalnya Biaya Pendidikan Formal

18 Juli 2024   07:13 Diperbarui: 18 Juli 2024   07:33 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan Nonformal: Solusi Alternatif di Tengah Mahalnya Biaya Pendidikan Formal

Kenaikan biaya pendidikan di Indonesia telah menjadi isu yang meresahkan masyarakat. Pemerintah yang seharusnya bertanggung jawab dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, tampaknya melepaskan tanggung jawab ini dengan membiarkan biaya pendidikan terus melonjak. 

Sekolah dan perguruan tinggi, khususnya negeri, mengalami kenaikan biaya yang tidak sebanding dengan kemampuan ekonomi sebagian besar masyarakat. 

Ironisnya, lembaga pendidikan negeri yang seharusnya lebih terjangkau justru menjadi lebih mahal. 

Pemerintah bersembunyi di balik program Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan pengalihan subsidi sebagai solusi, namun langkah ini tidak cukup untuk mengatasi permasalahan yang ada. 

Dalam kondisi ini, pendidikan nonformal muncul sebagai alternatif yang penting dan relevan. 

Pendidikan nonformal merupakan jalur pendidikan yang dilaksanakan di luar sistem pendidikan formal dan memberikan peluang bagi masyarakat untuk tetap mendapatkan pengetahuan dan keterampilan tanpa harus terbebani biaya tinggi.

Pendidikan nonformal dapat menjadi solusi bagi mereka yang kesulitan mengakses pendidikan formal akibat tingginya biaya yang harus dikeluarkan.

Biaya Pendidikan yang Semakin Mahal

Kenaikan biaya pendidikan di lembaga formal telah mencapai titik yang mengkhawatirkan. Biaya pendaftaran, uang gedung, dan iuran bulanan semakin mencekik para orang tua yang ingin memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anaknya. 

Tidak jarang masyarakat rela menjual aset berharga demi membiayai pendidikan anak-anak mereka. Fenomena ini tidak hanya berdampak pada sektor pendidikan, tetapi juga mempengaruhi sektor ekonomi lainnya. 

Ketika masyarakat harus mengalokasikan sebagian besar pendapatannya untuk biaya pendidikan, daya beli mereka terhadap kebutuhan lainnya menjadi berkurang. Hal ini dapat menghambat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Kemandirian Kampus dan Sekolah: Realita atau Ilusi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun