Etika dalam fashion mencakup aspek-aspek seperti perlakuan adil terhadap pekerja industri, penggunaan bahan baku yang ramah lingkungan, dan pengurangan limbah tekstil.Â
Hal ini tidak hanya mencakup aspek sosial tetapi juga lingkungan dalam setiap tahap proses produksi.
Sustainable fashion, atau fashion berkelanjutan, menjadi semakin penting dalam menghadapi tantangan lingkungan global saat ini.Â
Upaya untuk mengurangi jejak karbon, membatasi produksi berlebihan, dan mendukung keanekaragaman hayati menjadi prioritas dalam upaya untuk menjaga lingkungan hidup yang sehat.Â
Konsep ini tidak hanya tentang pengelolaan sumber daya alam yang bijaksana tetapi juga tentang memastikan kondisi kerja yang aman dan adil bagi pekerja industri fashion di seluruh dunia.
Rachel Carson, melalui karyanya 'Silent Spring', yang terbit kali pertama pada tahun 1962, membawa perhatian yang tajam terhadap dampak lingkungan dari penggunaan bahan kimia dalam pertanian.Â
Karya ini menjadi pemicu kesadaran global tentang perlindungan lingkungan dan kebutuhan untuk mengadopsi praktik-praktik yang lebih berkelanjutan dalam semua aspek kehidupan manusia, termasuk dalam industri fashion.
Konsumen memainkan peran penting dalam menggerakkan perubahan menuju fashion yang lebih berkelanjutan.Â
Dengan memilih untuk mendukung produk-produk yang didasarkan pada prinsip slow fashion atau ethical fashion, konsumen dapat mempengaruhi perilaku industri dalam menghasilkan produk yang lebih bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan.Â
Pilihan untuk membeli produk yang tahan lama dan dapat didaur ulang juga merupakan langkah konkret dalam mengurangi dampak konsumsi terhadap lingkungan.