Selain itu, kendala sosial ekonomi dan tingkat pendidikan ini menjadi penghalang utama bagi Gen Z untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.Â
Kebijakan peningkatan biaya pendidikan atau Uang Kuliah Tunggal (UKT) di perguruan tinggi semakin memperberat beban mereka.Â
Dalam situasi ekonomi yang tidak pasti, banyak pemuda yang kesulitan menata keuangan mereka dan melanjutkan pendidikan atau mencari pekerjaan yang layak.Â
Hal ini menuntut pemerintah untuk lebih peka dan fleksibel dalam menyediakan akses pendidikan dan pelatihan yang terjangkau dan relevan dengan kebutuhan pasar kerja.
Tingkat Pengangguran Terbuka dan Sektor Informal
Data BPS pada Februari 2024 menunjukkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia mencapai 4,82 persen, yang berarti ada sekitar 7,2 juta penganggur.Â
Dari total 142,18 juta penduduk yang bekerja, sekitar 59,17 persen bekerja di sektor informal, seperti usaha sendiri dan pekerja bebas di sektor pertanian dan non-pertanian.Â
Tingginya proporsi pekerja informal ini menunjukkan perlunya perhatian khusus untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas lapangan kerja di sektor formal agar dapat menampung lebih banyak tenaga kerja muda.
Untuk memperluas kesempatan kerja bagi Gen Z, diperlukan kebijakan yang tidak memperketat akses mereka ke pasar kerja.Â
Selain itu, lulusan SMA juga perlu diberikan kesempatan yang lebih mudah untuk masuk ke perguruan tinggi demi mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.Â
Membangun sektor ekonomi kreatif dan mempersiapkan sumber daya manusia muda dengan keterampilan yang relevan adalah langkah penting untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh Gen Z.
Kesimpulan
Pengangguran di kalangan generasi muda di Indonesia adalah tantangan serius yang memerlukan penanganan holistik dan strategis.Â