Mohon tunggu...
Hen Ajo Leda
Hen Ajo Leda Mohon Tunggu... Buruh - pengajar dan pegiat literasi, sekaligus seorang buruh tani separuh hati

menulis dan bercerita tentang segala hal, yang ringan-ringan saja

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Relasi Kuasa antara Bos dan Karyawan: Ketidakseteraan dan Tantangan Menolak Permintaan Tambahan

6 Juli 2024   03:10 Diperbarui: 15 Juli 2024   00:04 713
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi relasi kuasa bos dan karyawan. sumber gambar: Freepik.com/katemangostar

Relasi kekuasaan antara bos dan karyawan di tempat kerja sering mencerminkan ketidaksetaraan hierarkis yang melibatkan status sosial, budaya, pengetahuan, pendidikan, dan ekonomi. 

Hubungan ini memusatkan kekuasaan pada bos, yang dapat menyebabkan berbagai dampak negatif bagi karyawan yang berada di posisi lebih rendah.

 Salah satu tantangan utama yang dihadapi karyawan adalah menolak rayuan atau permintaan tambahan dari bos, terutama ketika permintaan tersebut dirasakan tidak adil atau terlalu membebani.

Dalam struktur organisasi yang hierarkis, bos memiliki wewenang untuk membuat keputusan penting, menetapkan tujuan, mengatur strategi, dan mengevaluasi kinerja karyawan. 

Karyawan, di sisi lain, diharapkan untuk mematuhi perintah, melaksanakan tugas yang diberikan, dan mencapai target yang telah ditetapkan oleh bos. Ketidaksetaraan ini diperkuat oleh perbedaan dalam pengetahuan dan pendidikan, serta status sosial dan ekonomi.

Karyawan sering kali menghadapi tekanan yang signifikan untuk memenuhi permintaan bos, bahkan ketika permintaan tersebut tidak masuk akal atau terlalu membebani. 

Ketergantungan ekonomi adalah faktor utama yang memperkuat relasi kuasa yang tidak seimbang ini. Karyawan mungkin takut bahwa menolak permintaan bos akan mengakibatkan pemotongan gaji, tidak naik jabatan, atau bahkan pemecatan. 

Ketakutan ini membuat banyak karyawan merasa terpaksa menuruti semua perintah bos, meskipun mereka sebenarnya tidak setuju atau merasa terbebani.

Karyawan sering kali merasa terjebak dalam dilema antara memenuhi permintaan bos yang dianggap tidak adil atau tidak sesuai dengan kapasitas mereka, dan risiko yang mungkin timbul jika mereka menolak permintaan tersebut.

Ketakutan akan dampak negatif seperti pemotongan gaji, tidak naik jabatan, atau bahkan dipecat adalah alasan utama mengapa karyawan sering kali terpaksa menuruti semua perintah atasan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun