Starlink memiliki potensi besar dalam mendukung hilirisasi digital di Indonesia. Dengan teknologi satelit orbit rendah, Starlink dapat menyediakan akses internet berkualitas tinggi di daerah-daerah terpencil yang sulit dijangkau oleh jaringan kabel.
Inovasi teknologi baru dan layanan Starlink  dapat membuka peluang ekonomi baru, meningkatkan akses pendidikan, dan memperkuat layanan kesehatan di wilayah-wilayah tersebut.
Ketua Bidang Rekumtel Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel), Johny Siswadi, berpendapat bahwa Starlink sangat cocok untuk masyarakat dan lembaga layanan publik di wilayah terpencil yang sulit mendapat sambungan kabel jaringan telekomunikasi.Â
Ia menyarankan integrasi layanan Starlink dengan infrastruktur lokal untuk mendukung bisnis ISP lokal sekaligus memperluas jangkauan Starlink di Indonesia.Â
Pendapat ini menggarisbawahi potensi internet starlink dalam mengatasi kesenjangan akses internet di daerah-daerah terpencil yang selama ini sulit dijangkau oleh jaringan kabel konvensional.
Di sisi lain, praktisi teknologi informasi Onno W. Purbo melihat potensi starlink dalam mendukung praktik jaringan internet mandiri RT/RW Net.Â
Dengan kecepatan hingga 200Mbps, biaya investasi modem sekitar 8 juta rupiah, dan biaya bulanan sekitar 800 ribu rupiah per rumah, Onno menilai bahwa investasi ini dapat menghasilkan balik modal dalam waktu satu tahun.Â
Dengan demikian, kehadiran layanan Starlink akan berperan sebagai katalis dalam menciptakan ekosistem digital yang lebih inklusif. Dengan meningkatkan konektivitas di daerah-daerah terpencil, Starlink dapat membantu mengurangi kesenjangan digital dan memperkuat persatuan nasional melalui hilirisasi digital.Â
Sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan konektivitas nasional dan mempercepat transformasi digital di berbagai sektor, Starlink dapat menjadi salah satu pilar utama dalam transformasi digital Indonesia, mendorong ekonomi digital yang inklusif dan berkelanjutan.
Produk dan layanan digital akan menjadi fokus utama dalam proses produksi dan bukan hanya menjadi barang jadi tetapi juga menjadi bahan baku untuk industri lain atau menjadi "antara" yang menghubungkan berbagai elemen ekonomi.
Hal ini sejalan dengan konsep inti hilirisai yakni penciptaan nilai tambah yang lebih tinggi. Dengan menggunakan teknologi digital dan memanfaatkan produk-produk digital sebagai bahan baku, ekonomi dapat menciptakan produk dan layanan yang memiliki nilai tambah yang lebih tinggi daripada sebelumnya.Â