Mohon tunggu...
Hen Ajo Leda
Hen Ajo Leda Mohon Tunggu... Buruh - buruh tani separuh hati

menulis dan bercerita tentang segala hal, yang ringan-ringan saja

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Sinergi Buku dan TIK: Mengatasi Disrupsi Informasi dan Mendorong Literasi di Era Digital

23 Mei 2024   11:58 Diperbarui: 4 Juni 2024   13:07 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: proses belajar mengajar secara daring. (Sumber: ANTARA FOTO/INDRAYADI TH via kompas.com) 

TIK memungkinkan demokratisasi akses informasi. Seorang mahasiswa di sebuah desa terpencil yang dapat mengakses perpustakaan digital universitas terkemuka di dunia hanya dengan koneksi internet. Ia dapat mengunduh jurnal ilmiah, mengikuti kursus online, dan berpartisipasi dalam diskusi global tanpa harus meninggalkan desanya.

Selain itu, TIK memungkinkan pembelajaran interaktif. Dengan video, simulasi, dan platform e-learning, siswa dapat belajar dengan cara yang lebih menarik dan efektif. Interaktivitas ini tidak hanya meningkatkan keterlibatan tetapi juga membantu siswa memahami konsep yang kompleks dengan lebih baik.

Mengatasi Disrupsi Informasi di Era Digital

Namun, era digital juga membawa tantangan berupa disrupsi informasi. Penyebaran misinformasi dan disinformasi dapat mengganggu proses literasi dan pembelajaran. Di sinilah peran sinergis buku dan TIK menjadi penting.

Buku, dengan proses penerbitan yang ketat, biasanya menyediakan informasi yang telah diverifikasi. Buku memberikan kedalaman dan konteks yang sering kali hilang dalam informasi digital yang cepat.

Di sisi lain, TIK menawarkan alat untuk memverifikasi informasi dengan cepat. Dengan situs-situs fact-checking dan sumber berita terpercaya, kita dapat memastikan bahwa informasi yang kita terima adalah akurat.

Dengan TIK memungkinkan pendidikan literasi digital, yang sangat penting di era informasi berlimpah ini. Literasi digital mengajarkan kita untuk menilai kredibilitas sumber, mengenali berita palsu, dan memahami algoritma media sosial yang dapat memengaruhi apa yang kita lihat dan baca.

Kombinasi buku dan TIK dapat menciptakan ekosistem literasi yang lebih kuat dan inklusif. Dalam pendidikan, menggabungkan buku cetak dengan sumber daya digital dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih komprehensif. Misalnya, buku teks yang diintegrasikan dengan konten multimedia dapat memperkaya pemahaman siswa.

Program-program yang menggabungkan distribusi buku dan pelatihan literasi digital juga dapat memberdayakan komunitas yang kurang terlayani. 

Semisalnya sebuah program di desa terpencil yang tidak hanya menyediakan buku-buku berkualitas tetapi juga mengajarkan penduduk cara memanfaatkan internet untuk belajar dan mengembangkan diri. Ini dapat mengurangi kesenjangan literasi dan memastikan bahwa semua orang memiliki akses ke alat yang mereka butuhkan untuk sukses.

Tidaklah berlebihan jika kita dapat membangun masyarakat yang lebih terdidik, kritis, dan inklusif bila ada kombinasi buku dan TIK, yang bukan hanya meningkatkan akses informasi tetapi juga memastikan bahwa informasi yang disebarkan dan dikonsumsi adalah akurat, bermanfaat, dan bermakna.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun