Mahasiswa seringkali dihadapkan pada tantangan dalam menjalani kehidupan perkuliahan, harus mampu mengelola waktu, energi, dan sumber daya secara efektif untuk tetap produktif dalam belajar dan mencapai tujuan akademis. Dalam upaya untuk tetap produktif, meskipun dengan beban akademis yang harus ditanggung, terdapat pula berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang seringkali menarik minat mahasiswa untuk berpartisipasi.Â
Salah satu aktivitas yang populer adalah terlibat dalam organisasi, baik intra kampus maupun ekstra kampus. Namun, keterlibatan dalam organisasi tersebut kerap memunculkan dilema bagi mahasiswa dalam menyeimbangkan waktu dan upaya mereka dengan kewajiban akademis. Dilema ini biasanya adalah sesuatu yang umum dihadapi oleh banyak mahasiswa.
Tidak dapat dipungkiri bahwa, organisasi kemahasiswaan menawarkan banyak kesempatan untuk pengembangan pribadi, jaringan sosial, mengelola konflik, pengalaman kepemimpinan, keterampilan komunikasi, dan berbagai soft skill lainnya yang sangat berharga di masa mendatang. Mahasiswa yang aktif dalam organisasi dapat membuka pintu bagi peluang karir dan pertukaran informasi yang bermanfaat di kemudian hari.
Namun demikian, partisipasi aktif dalam organisasi seringkali menuntut komitmen waktu dan upaya yang signifikan. Mahasiswa harus memilih antara berpartisipasi aktif dalam organisasi atau fokus pada tugas-tugas akademis. Pertemuan rutin, perencanaan acara, pengelolaan proyek, dan berbagai aktivitas lainnya dapat dengan mudah menghabiskan waktu yang seharusnya digunakan untuk belajar, mengerjakan tugas, atau mempersiapkan diri untuk ujian.
Hal ini biasanya terjadi jika mahasiswa tidak menjaga keseimbangan antara organisasi kemahasiswaan dengan kuliah. Akibatnya, mahasiswa dapat terjebak dalam pola perilaku yang disebut "fake productivity", di mana mereka merasa sibuk namun tidak produktif secara akademis atau pun organisatoris.
Mahasiswa mungkin merasa produktif karena sibuk dengan berbagai kegiatan organisasi, tetapi pada kenyataannya, mereka mungkin mengabaikan tugas-tugas kuliah yang sama penting. Atau sebaliknya, sibuk dengan kegiatan perkuliah di kelas dan enggan untuk terlibat aktif dalam kegiatan organisasi untuk pengembangan diri dan mengasah soft skill.
Menjaga Keseimbangan dan Menghindari Fake Productivity
Ada adagium klasik yang mengatakan "siapa yang berproses akan dibesarkan oleh proses". Adagium ini sebenarnya mengejawantakan makna relevan dalam konteks menjaga keseimbangan antara organisasi kemahasiswaan dan kuliah.Â
Adagium ini juga memberi isyarat bahwa perjalanan menuju kesuksesan tidak hanya tentang mencapai tujuan akhir, tetapi juga tentang prosesnya. Dengan memprioritaskan keseimbangan antara organisasi kemahasiswaan dan kuliah, mahasiswa dapat merasakan manfaat dari kedua bidang tersebut tanpa mengalami dampak negatif.
Sebagai seorang mantan mahasiswa, menjaga keseimbangan antara terlibat dalam organisasi kemahasiswaan dan tetap fokus pada tugas-tugas kuliah merupakan tantangan yang nyata. Terlalu banyak terlibat dalam organisasi dapat mengorbankan waktu dan energi yang seharusnya dialokasikan untuk belajar, sementara terlalu fokus pada kuliah bisa membuat seseorang merasa terlewatkan dalam pengalaman sosial dan pengembangan diri.
Untuk menjaga keseimbangan antara organisasi kemahasiswaan dan kuliah serta menghindari jebakan fake productivity, diperlukan beberapa strategi yang dapat diterapkan secara akademik maupun organisatoris:
Prioritaskan Tujuan Akademik