Namun, tidak semua buruh berada dalam situasi yang sama. Ada buruh yang bekerja dalam kondisi yang layak dengan upah yang cukup, sementara ada juga buruh yang menghadapi eksploitasi dan penindasan. Perbedaan ini seringkali dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti keterampilan, pendidikan, sektor pekerjaan, dan kekuatan serikat pekerja.
Sebagai contoh, saya sebagai dosen mungkin memiliki kondisi kerja yang lebih baik dibandingkan seorang buruh pabrik atau pekerja sektor informal. Saya memiliki jaminan sosial, tunjangan, dan gaji yang cukup. Namun, bukan berarti saya tidak pernah mengalami eksploitasi. Beban kerja yang berlebihan, tekanan untuk terus meningkatkan produktivitas, dan kurangnya otonomi dalam pengambilan keputusan juga dapat menjadi bentuk eksploitasi terhadap tenaga kerja saya.
Kaum Buruh Sedunia, Bersatulah!
Perjuangan melawan eksploitasi buruh tidak hanya menyangkut upah dan kondisi kerja, tetapi juga menyangkut martabat dan hak asasi manusia. Setiap orang, terlepas dari jenis pekerjaan atau status sosial ekonominya, berhak mendapatkan perlakuan yang adil dan manusiawi dalam melakukan pekerjaan mereka.
Karena itu, slogan "Kaum Buruh Sedunia, Bersatulah" merupakan puncak dari semangat solidaritas dan persatuan dalam perjuangan kelas pekerja. Solidaritas adalah kekuatan bagi kelas pekerja; ketika bersatu, kelas pekerja memiliki kekuatan yang tak terbantahkan untuk menuntut hak-hak dari kelas penguaasa.
Oleh karena itu, solidaritas antar buruh dari berbagai sektor dan latar belakang menjadi sangat penting. Hanya dengan bersatu dan saling mendukung, maka dapat memperjuangkan hak-hak buruh secara lebih efektif.
Salah satu alat politik yang efektif adalah dengan membentuk organisasi atau partai politik alternatif berperspekti kelas, sebagai alat perjuangan, agar dapat memainkan peran penting dalam memperjuangkan keadilan bagi seluruh buruh dan kaum tertindas.
Organisasi atau partai politik alternatif sebagai alat politik dan perjuangan kaum buruh, setidaknya, menurut penulis, harus: Pertama, menjadi progresif revolusioner yang berlandasakan pada perspektif kelas.
Kedua, organisasi dan partai alternatif harus mampu memetakan siapa kawan dan siapa lawan untuk memajukan potensi gerakan kaum buruh guna menyelesaikan persoalan seluruh elemen kerakyatan. Ketiga, organisasi atau partai buruh tidak boleh menempuh jalur pergerakan yang bertendensi “kolaborasi kelas” dan tidak boleh “menitipkan” agenda perjuangan kepada elit-elit borjuasi.
Dengan demikian, organisasi atau partai politik alternatif memiliki peran penting dalam membela kepentingan kelas pekerja dan kaum tertindas secara keseluruhan. Menjadi suara bagi mereka yang tidak didengar dalam sistem politik yang didominasi oleh kepentingan kapitalis. Dengan solidaritas, kesadaran kelas, dan alat politik yang tepat, kelas pekerja dapat terus melanjutkan perjuangan untuk keadilan sosial, ekonomi, dan politik yang lebih besar.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI