Mohon tunggu...
Hen Ajo Leda
Hen Ajo Leda Mohon Tunggu... Buruh - pengajar dan pegiat literasi, sekaligus seorang buruh tani separuh hati

menulis dan bercerita tentang segala hal, yang ringan-ringan saja

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Budaya EPIC Sebagai Model Keterlibatan Kaum Milenial di Abad 21

11 Maret 2024   07:30 Diperbarui: 11 Maret 2024   07:30 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: djkn.kemenkeu.go.id

Dunia saat ini dipenuhi dengan tantangan kompleks yang membutuhkan partisipasi aktif dari semua generasi, termasuk kaum milenial, untuk mencari solusi yang berkelanjutan. Dalam konteks ini, P. Antonio Pernia, SVD, menggambarkan budaya EPIC sebagai landasan bagi keterlibatan kaum milenial yang tepat sasaran dan sadar konteks. 

Budaya EPIC—yang meliputi Experience, Participatory, Image-Driven, dan Connected—menawarkan pandangan yang berharga tentang bagaimana kaum milenial dapat terlibat secara efektif dalam menghadapi tantangan abad ke-21.

Pengalaman (Experience): Kaum milenial cenderung lebih menyukai pengalaman daripada teori semata. Mereka membutuhkan teori yang terkait erat dengan pengalaman pribadi mereka. Dengan kata lain, teori menjadi relevan dan menarik bagi mereka jika mereka sendiri telah mengalaminya. 

Dalam konteks tantangan abad ke-21, pengalaman langsung menjadi kunci untuk memahami masalah yang kompleks seperti perubahan iklim, ketimpangan sosial, dan perubahan teknologi. Kaum milenial perlu terlibat dalam pengalaman-pengalaman nyata yang memungkinkan mereka untuk merasakan dan memahami dampak dari tantangan-tantangan ini.

Partisipatif (Participatory): Keterlibatan aktif kaum milenial dalam proses pengambilan keputusan dan pembelajaran sangat penting. Mereka tidak puas dengan menjadi penonton pasif; sebaliknya, mereka ingin menjadi bagian dari solusi. 

Dalam konteks tantangan abad ke-21, seperti masalah keberlanjutan lingkungan dan ketidaksetaraan ekonomi, partisipasi kaum milenial dalam pembuatan keputusan akan memastikan bahwa perspektif mereka diakui dan diintegrasikan dalam solusi-solusi yang diusulkan.

Terhubung (Connected): Kaum milenial adalah generasi yang terhubung melalui media sosial dan teknologi digital. Mereka merasa bahwa koneksi adalah bagian integral dari identitas mereka. 

Dalam menghadapi tantangan abad ke-21, terhubung secara digital memungkinkan mereka untuk berbagi informasi, memobilisasi dukungan, dan mengkoordinasikan tindakan bersama secara efisien.

epPrinsip "Colligo Ergo Sum" (saya terhubung maka saya ada) mencerminkan pentingnya koneksi dalam membangun solusi yang kolaboratif dan berkelanjutan.

Didorong oleh Gambar (Image-Driven): Kaum milenial lebih cenderung memproses informasi melalui gambar, analogi, dan cerita-cerita. Mereka membutuhkan narasi yang kuat dan gambaran yang jelas untuk memahami dan merespons tantangan-tantangan abad ke-21. Dalam menyampaikan informasi dan memobilisasi aksi, penting untuk menggunakan narasi yang memikat dan gambar yang kuat untuk memengaruhi perilaku kaum milenial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun