African Swine Fever (ASF) merupakan penyakit pada babi yang disebabkan oleh virus ASF (ASFV) dari famili Asfarviridae. Virus ini dapat menimbulkan berbagai gejala pada babi domestik maupun babi hutan, termasuk pendarahan pada organ internal yang parah. ASF memiliki tingkat kefatalan yang sangat tinggi dan merupakan penyakit yang sangat menular di antara babi.
ASF menyebabkan kerusakan serius pada sistem kekebalan tubuh babi, yang mengakibatkan pendarahan internal yang luas dan sering kali berujung pada kematian. Penyebaran ASF dapat terjadi melalui berbagai cara, termasuk kontak langsung antara babi yang terinfeksi dan babi sehat, serta melalui vektor seperti lalat dan nyamuk. Virus ASF juga dapat bertahan dalam produk babi yang terinfeksi, seperti daging dan darah, serta dalam bahan-bahan pakan yang terkontaminasi.
Pada beberapa tahun terakhir, wabah African Swine Fever (ASF) telah menjadi bencana yang merusak bagi perekonomian masyarakat di wilayah Flores, terutama bagi mereka yang mengandalkan usaha ternak babi sebagai sumber pendapatan utama. Flores, sebuah pulau yang terletak di provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), telah mengalami kerugian yang signifikan akibat wabah ASF ini.Â
Laporan jurnalistik yang dipublikasikan oleh florespos.net pada tahun 2021 mengungkapkan bahwa ribuan ekor ternak babi telah musnah, baik milik perorangan, keluarga, maupun para pelaku usaha ternak babi. Hal ini telah memberikan dampak yang serius terhadap kehidupan ekonomi masyarakat Flores.
Pentingnya Ternak Babi dalam Perekonomian Flores
Ternak babi memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian masyarakat Flores. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah kebutuhan akan daging babi untuk konsumsi harian dan untuk keperluan adat yang cukup tinggi di wilayah tersebut. Selain itu, harga babi atau daging babi juga relatif terjangkau bagi masyarakat Flores, yang membuatnya menjadi pilihan utama sebagai sumber protein hewani.Â
Pendapatan dari penjualan babi juga digunakan untuk memenuhi berbagai kebutuhan rutin keluarga, seperti biaya sekolah, biaya kesehatan, input pertanian, serta kebutuhan dasar lainnya. Oleh karena itu, usaha ternak babi telah menjadi salah satu tulang punggung ekonomi masyarakat Flores.
Dampak ASF terhadap Perekonomian Masyarakat
Wabah ASF telah menyebabkan kerugian yang besar bagi perekonomian masyarakat Flores. Salah satu dampak yang paling terlihat adalah kerugian finansial yang dialami oleh para peternak babi. Kehilangan ribuan ekor ternak babi berarti kehilangan aset yang bernilai tinggi bagi mereka. Banyak dari mereka yang mengalami kerugian besar karena seluruh stok ternak babi mereka musnah dalam waktu singkat akibat wabah ini.
Selain itu, dampak ASF juga dirasakan secara luas oleh masyarakat Flores secara keseluruhan. Penurunan pasokan daging babi di pasaran telah menyebabkan kenaikan harga daging babi, yang pada gilirannya meningkatkan biaya hidup bagi masyarakat setempat. Kenaikan harga daging babi juga berdampak negatif pada daya beli masyarakat, karena sebagian besar dari mereka mengandalkan daging babi sebagai sumber protein hewani utama.