Cerita pendekatan hilirisasi yang digerakan oleh Bumdes dan UMKM di atas menunjukkan bahwa wilayah pedesaan menjadi pusat aktivitas ekonomi yang lebih maju. Dengan membantu petani atau produsen lokal untuk melakukan pengolahan dan peningkatan kualitas produk, wilayah pedesaan dapat menghasilkan produk yang lebih bernilai tinggi. Yang kemudian membawa dampak pada kemakmuran warga desa dengan terciptanya lapangan pekerjaan dan peningkatan pendapatan warga desa.
Namun demikian, meskipun wilayah pedesaan sering kali menjadi sumber bahan mentah untuk berbagai produk, hilirisasi Bumdes dalam meningkatkan nilai tambah yang dihasilkan seringkali terbatas. Berdasarkan studi literatur yang penulis lakukan, ditemukan bahwa keterbatasan tersebut disebabkan karena minimnya inovasi.
Inovasi berkaitan dengan kapasitas untuk melakukan tahap lanjutan dalam proses produksi. Jika kapasitas inovasinya rendah maka dapat mengakibatkan penyusutan nilai tambah pada suatu produk, yang kemudiaan mengakibatkan keterbatasan dalam kesempatan ekonomi yang dapat dihasilkan.
Biasanya inovasi dalam melakukan hilirisasi di perdesaan digerakan oleh orang-orang yang memiliki semangat wirausaha. Menurut teori Mc Clelland, orang yang memiliki semangat wirausaha adalah mereka yang memiliki motivasi berprestasi atau n-Ach (Need for Achievement) yaitu kebutuhan untuk meraih hasil atau prestasi (Khairani, 2014).
Orang-orang ini memiliki karakteristik seperti mampu berpikir di luar kebiasaan, pandai melihat peluang, berani mengambil risiko, mahir menjalin hubungan dengan para pihak yang berkaitan dengan produk yang dihasilkan, cakap manajerial, marketing dan digitalisasi (Kompas, 2023).
Studi lain menunjukan, di tangan pemimpin kepala desa yang cakap dan inovatif meningkatkan mutu produk dengan terobosan melalui gugus produksi dan pemasaran berjaringan melalui BUMDes Bersama. Begitu juga, kepemimpinan direktur Bumdes yang inovatif, mengembangkan linkage strategy antara produsen penghasil bahan baku dengan pasar industri yang bergerak di sektor hilir.
Keberhasilan kinerja kepemimpinan dan manajerial para "pegiat desa", dapat menggerakan Bumdes sebagai entitas ekonomi di tingkat desa, mengelola dan mengoptimalkan sumber daya lokal, serta meningkatkan akses masyarakat desa terhadap peluang ekonomi, yang pada akhirnya mengakselerasi sabuk kemakmuran warga desa.
Karena itu, hilirisasi di perdesaan dalam meningkatkan nilai tambah produk, perlu dimulai dengan mengubah pola pikir, cara berproduksi, manajerial dan marketing di tingkat lokal. Melalui inovasi dalam proses produksi, penggunaan teknologi yang tepat, dan akses yang lebih baik ke pasar, wilayah perdesaan dapat berperan lebih aktif dalam rantai nilai ekonomi, mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif, serta meningkatkan kesejahteraan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H