Latar Belakang Masalah
Menurut UU nomor 13 tahun 1998, lansia merupakan seseorang yang telah mencapai usia 60 ( enam puluh ) tahun keatas. Hasil proyeksi BPS atau Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk lanjut usia dari tahun 2020 yang diperkirakan akan mencapai lebih dari 10 persen, bahkan akan mencapai seperlima penduduk Indonesia pada tahun 2045. Pada saat memasuki masa lansia maka seseorang akan merasakan perubahan secara fisik maupun mental, yang dimana penurunan kesehatan serta kondisi fisik yang tidak se-energik di masa muda. Begitupun dengan kesehatan mental, para lansia akan merasakan kesepian, dan tidak berdaya. Dengan adanya permasalahan tersebut, maka para lansia sudah seharusnya diberikan pelayanan dan motivasi untuk keberlangsungan hidup secara lahir dan batin. Sesuai pada UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan, upaya pemeliharaan kesehatan bagi lanjut usia harus ditujukan untuk menjaga agar tetap hidup sehat dan produktif secara sosial maupun ekonomis.
      Selain permasalahan pada lansia itu sendiri terdapat faktor lain seperti tidak adanya binaan atau bimbingan untuk lansia, sehingga para lansia tidak dapat mengembangkan potensi hidupnya. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas hidup mereka secara sosial maupun ekonomis adalah dengan melakukan pemberdayaan lansia, pemberdayaan lansia ini merupakan bentuk terapi untuk para lansia, agar nantinya para lansia dapat meningkatkan kemampuan mereka, memotivasi untuk bergerak dan bekerja, serta memberikan ruang sosialisasi agar mereka tidak merasa sendiri. Dengan menjalankan kewirausahaan sosial contohnya, kewirausahaan sosial merupakan kewirausahaan yang ditujukan untuk kepentingan masyarakat bukan sekadar memaksimalkan keuntungan pribadi. Kewirausahaan sosial dapat disebut organisasi bisnis yang bertujuan sosial.
      Budidaya kemangi hidroponik dan usaha keripik kemangi bisa jadi salah satu cara untuk kegiatan terapi lansia. Budidaya secara hidroponik merupakan kegiatan bercocok tanam yang cocok untuk lansia, karena kegiatan tersebut lebih mudah dari kegiatan bercocok tanam lain. Selain itu, pemilihan kemangi sebagai tanaman yang dibudidaya sangat menguntungkan, karena kemangi merupakan salah satu pelengkap makanan yang memiliki aroma khas, teknik penanamannya pun mudah serta harga kemangi organik yang lumayan tinggi.
Budidaya Kemangi Hidroponik
Hidroponik merupakan teknik budidaya tanaman  terutama jenis sayuran dan buah --- tanpa menggunakan media tanam berupa tanah. Media tanam yang digunakan berupa rockwool, sekam bakar, hidroton, atau pasir dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman. Semakin menyempitnya lahan produktif terutama di kota-kota besar-- membuat budidaya tanaman melalui teknik hidroponik menjadi menarik dan semakin penting. Apalagi kebutuhan manusia akan tanaman seperti sayuran dan buah semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk dunia. Budidaya tanaman dengan teknik hidroponik ini sangat mudah. Kita bisa melakukannya di sekitar rumah tanpa membutuhkan lahan yang luas. Hal yang perlu diperhatikan dalam budidaya dengan metode hidroponik ini adalah cahaya, oksigen, ketersediaan air, dan nutrisi.
Kemangi merupakan tanaman yang bisa tumbuh di iklim tropis dengan ketinggian diantara 0 hingga 5 mdpl. Tanaman ini banyak dimanfaatkan masyarakat Indonesia mulai dari tanaman herbal, lalapan hingga tanaman penghijau di halaman rumah sebagai agar. Daun kemangi ini bisa tumbuh dengan cukup rimbun. Ciri khas lainnya adalah daunnya yang berwarna hijau muda. Kemangi ini juga memiliki bunga putih berukuran kecil. Ketika kemangi ini dibiarkan berbunga maka pertumbuhan daun lebih sedikit dan tanaman cenderung cepat tua dan gampang mati. Kemangi yang memiliki nama latin Ocimum canum beraroma harum dan rasa yang khas.
Budidaya kemangi organik secara hidroponik ini tentu lebih menyehatkan. Terlebih lagi, permintaan pasar terhadap sayuran organik yang satu ini semakin meningkat. Hal yang menjadi inspirasi petani untuk mulai menanam kemangi lainnya ialah harga kemangi organik relatif lebih tinggi dibandingkan sayuran yang lainnya.
Analisis
Menurut Undang-undang Nomor 13 tahun 1998, Lanjut Usia didefinisikan sebagai seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun keatas. Ada tiga kelompok penggolongan lansia yakni :
- Kelompok lansia dini (usia 45 tahun sampai < usia 60 tahun), merupakan kelompok baru memasuki lansia/pra lansia
- Kelompok lansia (usia 60 tahun -- usia 70 tahun); c. Kelompok lansia beresiko tinggi, yakni lansia yang berusia lebih dari 70 tahun (Departemen Kesehatan RI, 2010).
Masalah pada lansia diantaranya yaitu tidak dapat memenuhi kebutuhannya. Sebagai bagian dari proses penuaan, lansia menyaksikan penuaan sosiologis akibat menurunnya kesehatan, ketergantungan yang yang lebih tinggi, kematian pasangan hidup, hidup sendiri dan anak-anak yang tinggal tidak satu rumah atau bertempat tinggal jauh.
