[caption id="" align="alignleft" width="400" caption="sumber: thejakartapost"][/caption] Hari ini saya terkejut membaca headline, Rosihan Anwar tutup usia di dunia. Perkenalan saya dengan Rosihan Anwar hanya lewat bukunya. Dalam bukunya Le Petite Historie, saya menimba banyak ilmu. Dari empat bukunya, satupun belum ada yang saya baca dengan tuntas. Namun saya kagum dengan gaya menulisnya. Ia menulis dengan detil. Sebagai contoh ketika menuliskan tentang masa kecil dan masa muda di Sumatra Barat, ia menceritakan dengan rinci ia bertemu dengan siapa, bagaimana orangtuanya yang bekerja sebagai asisten residen. Dan saya baru tahu juga kalau nama Anwar di belakang namanya itu adalah nama bangsawan. Â Dalam buku itu juga dicantumkan foto keluarga, saya melihat istrinya Rosihan Anwar sangat cantik ketika muda. Katanya sih betawi, tapi kok wajahnya malah nggak ada betawi betawinya. Kita sangat kehilangan sejarawan yang menulis dengan fakta. Menyeimbangkan antara sejarawan akademis dengan orang awam, sehingga sejarah yang ditulisnya tidak lagi berat dan tak tertelan, tetapi enak. Sampai bertemu kembali Kakek Rosihan Anwar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H