Jakarta – Kampus Institut STIAMI mengadakan seminar dengan tema "Generasi Milenial Peduli Lingkungan" pada hari Rabu (01/11/2023) untuk mengenali perubahan lingkungan dan iklim. Seminar ini dihadiri oleh mahasiswa  yang tertarik dalam bidang jurnalistik lingkungan. Geofakta Razali, seorang praktisi di dunia media yang berkarir menjadi dosen komunikasi dalam mata kuliah penulisan berita di kampus tersebut memberikan wawasan dan pengetahuan yang mendalam tentang perubahan iklim dan dampaknya terhadap lingkungan. Acara seminar ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang masalah saat ini. Dalam seminar tersebut, Geofakto Razali menjelaskan bahwa perubahan iklim diartikan sebagai perubahan signifikan pada iklim, suhu udara, dan curah hujan yang berlangsung selama puluhan bahkan ratusan tahun.Â
Perubahan iklim ini memiliki dampak yang luas, baik bagi manusia maupun lingkungan. Salah satu dampak yang ditimbulkan adalah peningkatan suhu bumi. Peningkatan suhu bumi dapat menyebabkan perubahan pola cuaca yang mengganggu keseimbangan alam dan memicu risiko bagi makhluk hidup di bumi. Selain itu, perubahan iklim dapat menyebabkan mencairnya es di kutub utara dan selatan, serta menurunnya volume gletser di pegunungan, sehingga membahayakan sumber air bersih dan ekosistem yang bergantung pada lingkungan yang membeku. Seminar ini juga membahas isu kenaikan permukaan air laut sebagai akibat dari pemanasan global. Meluasnya perairan laut dan mencairnya gletser akibat pemanasan global menyebabkan pulau-pulau kecil dan wilayah pesisir berisiko terkena banjir, erosi, dan intrusi air laut ke sumber air tanah. Dampak ini menimbulkan ancaman terhadap pulau-pulau kecil dan wilayah pesisir menjadi sangat rentan.
Upaya mitigasi dan adaptasi diperlukan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengatasi dampak perubahan iklim yang sedang berlangsung. Mitigasi perubahan iklim mencakup pengurangan emisi gas rumah kaca dengan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, meningkatkan efisiensi energi dan menghasilkan sumber energi terbarukan. Lalu adaptasi perubahan iklim mencakup tindakan untuk mengatasi dampak yang sudah terjadi, seperti membangun infrastruktur yang tahan banjir, mengembangkan sistem peringatan dini bencana, dan mengelola sumber daya air secara lebih efisien.
Pentingnya mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim tidak dapat diabaikan. Dampak perubahan iklim, seperti naiknya permukaan air laut, perubahan pola curah hujan, dan cuaca ekstrem telah menimbulkan kerugian besar bagi manusia dan lingkungan. Langkah-langkah spesifik dan terkoordinasi harus diambil untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengurangi peredaman yang ada. Selanjutnya, Â pendanaan merupakan komponen penting dalam inisiatif mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
Negara-negara industri harus menepati komitmen mereka untuk membayar negara-negara miskin sebesar $100 miliar per tahun. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar mereka dapat beradaptasi dan bertransisi ke perekonomian yang lebih ramah lingkungan. Pendanaan ini akan membantu negara-negara berkembang yang lebih terpapar dampak perubahan iklim. Implementasinya dilakukan dengan dengan mendukung pelaksanaan langkah-langkah mitigasi dan adaptasi.
Seminar yang diadakan di Institut STIAMI merupakan kegiatan yang positif, karena pada pembahasan dapat memberikan manfaat dalam menambah wawasan baru. Dengan adanya seminar ini juga, diharapkan pemahaman tentang isu-isu lingkungan dan iklim dapat meningkat. Sehingga, para mahasiswa dapat lebih sadar akan pentingnya perlindungan lingkungan dan upaya mitigasi perubahan iklim.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H